Depo Pertamina Plumpang Terbakar

Pakar UGM: Pindahkan Depo Pertamina Plumpang dalam Tempo Sesingkatnya

Penulis: Ardhike Indah
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara kebakaran pada Jumat malam (3/3/2023).

Kebakaran tersebut merembet ke permukiman warga Tanah Merah yang berada tak lebih dari 500 meter dari tempat kejadian. 

Kebakaran tersebut telah menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan 50 orang luka-luka, serta ratusan mengungsi.

Saat meninjau langsung lokasi kebakaran pada Sabtu siang (4/3/2023), Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menegaskan bahwa penataan kembali kawasan Depo Pertamina Plumpang harus dilakukan termasuk alternatif memindahan depo ke daerah pelabuhan Tanjung Priok.

“Saya berharap supaya depo ini lebih aman, itu bisa direlokasi di daerah pelabuhan, di daerah Pelindo,” ungkap Wapres saat memberikan keterangan pers di lokasi.

Tidak hanya Depo Pertamina Plumpang, tambahnya, depo-depo lain yang keberadaannya berisiko membahayakan masyarakat sekitar juga akan ditata ulang.

Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, pemindahan Depo Pertamina Plumpang adalah salah satu solusi yang harus dilakukan dalam tempo sesingkatnya.

“Kebakaran yang ketiga kali di Depo Pertamina Plumpang dan Kilang Minyak Pertamina mengondisikan bahwa sistem keamanannya amat buruk, di bawah International Standard yang mensyaratkan zero accidents bagi asset strategis dan risiko tinggi,” ujar Fahmy, Senin (6/3/2023).

Dia mengatakan, tidak tampak upaya serius Pertamina untuk memperbaiki sistem keamanan yang diterapkan.

Dalam kondisi itu, tambahnya, opsi pemindahan Depo Pertamina Plumpang merupakan opsi yang tepat dan cepat, dengan beberapa alasan. 

Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah penduduk. 

Kedua, opsi pemindahan Depo Pertamina dapat diputiuskan secara cepat oleh direksi Pertamina.

Sedangkan, keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena melibatkan beberapa pihak Pertamina, Pemda DKI, dan Warga.

“Ketiga, saat ini lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah sangat tidak layak, lantaran berada di tengah kawasan penduduk padat,” paparnya.

Menurutnya, tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa. 

Pendistribusian BBM dari kilang ke Depo menggunakan pipa yang sebagian melewati kawasan penduduk, sehingga saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya. 

“Dengan alasan tersebut, maka hanya satu kata ‘Pindahkan Depo Pertamina Plumpang dalam tempo sesingkatnya’,” tukas Fahmy. (*)

Berita Terkini