"Nah DIY ini harus didorong, agar minum wedang uwuh ini jadi budaya. Seperti kalau belum makan nasi itu belum makan. Nah harapannya wedang uwuh juga seperti itu. Karena tidak hanya aspek budaya, tapi juga aspek kesehatan,"terangnya.
Agar wedang uwuh semakin dikenal masyarakat dan jadi minuman sehari-hari, Wakil Ketua Komisi D DPRD DIY, Umaruddin Masdar menyebut diperlukan branding yang kuat.
Apalagi sudah ada riset yang membuktikan wedang uwuh berkhasiat menjaga kesehatan masyarakat.
Selain aspek budaya dan kesehatan, wedang uwuh juga memiliki aspek ekonomi. Hal itu karena banyak pelaku UMKM di Imogiri yang masih memproduksi wedang uwuh.
"Kalau minum wedang uwuh ini jadi budaya, tentunya produktivitas akan meningkat. Tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi menyehatkan masyarakat, dan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat. Apalagi bahan-bahannya tidak perlu impor,"ujarnya.
"Nah untuk itu diperlukan branding ya kuat, perlu disampaikan juga khasiatnya. Kalau orangtua kan sudah biasa minum jamu, nah anak muda ini jadi tantangannya. Kita juga harus memanfaatkan digital marketing dan media sosial untuk mensosialisasikan," lanjutnya.
Sebagai daerah pariwisata, wedang uwuh pun berpotensi menjadi oleh-oleh. Ia pun mendorong agar wedang uwuh menjadi minuman selamat datang di hotel-hotel hingga jadi minuman suguhan saat acara pemerintah untuk membiasakan minum wedang uwuh. (*)