Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening, kau yang dingin dikenang
Rindu.
"Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang," mengartikan sebuah kerinduan.
Rindu menggebu yang membuat semua kebekuan di dalam diri mampu mencair, berjalan bahkan bersenandung.
Mengingat kembali apa yang sudah lalu dan menjadikan rasa penyesalan akibat hal-hal mustahil yang mungkin terjadi.
Sebab para manusia melangkah meninggalkan apa-apa yang menggambarkan sebuah perasaan dan kerinduan tak mampu menahan manusia untuk tetap berjalan pada ketetapan asli tanpa memberontak.
Untuk itulah usaha bertemu diadakan.
Karena tanpa usaha, rasa rindu hanya akan berubah menjadi seonggok barang bekas dari dalam gudang.
Sudah tidak memiliki arti sekalipun hal itu sangat menumpuk.
(MG Aulia A Putri)