TRIBUNJOGJA.COM, MOSKWA – Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan ancaman untuk perang nuklir terhadap negara-negara NATO.
Ancaman itu disampaikan oleh Dmitry Medvedev jika negaranya kalah dalam perang Ukraina.
Untuk itu, mantan Presiden Rusia tersebut meminta NATO dan negara-negara barat untuk mempertimbangkan sedetail mungkin dari setiap kebijakan yang diambil terkait dengan perang Ukraina ini.
Ancaman dari Dmitry Medvedev tersebut disampaikannya melalui Telegram, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis (19/1/2023).
“Kekalahan kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir,” kata Medvedev seperti yang dikutip dari Kompas.com.
“Kekuatan-kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik-konflik utama yang menggantungkan takdir mereka,” sambungnya.
Ancaman dari Dmitry Medvedev inipun mendapatkan dukungan dari Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin.
Dalam doktrin pertahanan Rusia, negara tersebut dapat menggunakan senjata nuklir jika muncul agresi di wilayah Federasi Rusia dengan senjata konvensional yang mengancam eksistensi negara.
Baca juga: Medvedev Singgung Lagi Potensi Perang Nuklir Jika Barat Ingin Rusia Kalah
Komentar Medvedev, yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, tersebut semakin memantapkan posisinya sebagai politikus Rusia yang sangat frontal.
Sejak Rusia melancarkan invasinya di Ukraina pada 24 Februari 2022, Medvedev beberapa kali mengulangi ancaman perang nuklir.
Sejauh ini, Rusia dan AS adalah negara berkekuatan nuklir terbesar di dunia.
Kedua negara berkontribusi sekitar 90 persen dari seluruh hulu ledak nuklir di dunia.
Menurut Federasi Ilmuwan AS, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir sedangkan Washington memiliki 5.428 hulu ledak nuklir.
Negara kekuatan nuklir lainnya adalah China dengan 350 hulu ledak, Perancis dengan 290 hulu ledak, dan Inggris dengan 225 hulu ledak.
Sebagai seorang presiden, Putin adalah pembuat keputusan paling tinggi dalam penggunaan senjata nuklir Rusia. (*)