"Berdasarkan data pantauan PBTY tahun-tahun sebelumnya itu, ada 8 ribu-10 ribu wisatawan PBTY per hari. Jadi, pengamanan akan kami nomor satukan," jelas Bekti.
Walau bergitu, pihaknya menargetkan pelaksanaan PBTY XVIII paling tidak menembus sekitar 10 ribu wisatawan per hari.
Sedangkan, untuk target perputaran uang yakni sebesar Rp1 miliar - Rp2 miliar selama tujuh hari acara tersebut digelar.
Kabid Humas Panitia PBTY XVIII, Gutama Fantoni, berujar walau Pemerintah RI telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tetapi pihaknnya tetap menyediakan tempat cuci tangan dan memasang poster imbauan menggunakan masker.
"Bahkan, sebelum PPKM dicabut, perizinan pelaksanaan PBTY XVIII pun sudah kami urus kepada Satgas Covid. Jadi kami sudah ajukan perizinan itu sejak tahun lalu," ujarnya.
Guna mendukung program Pemerintah DIY dalam memisahkan sampah organik dan non organik, maka pihaknya pun tengah berkoordinasi menyediakan tempat kantong sampah organik dan non organik.
"Jadi, wisatawan yang ada di sana setidaknya bisa membuang sampah sesuai dengan kategorinya," ucap dia.
"Biar kendaraannya aman, wisatawan bisa juga perkir di tempat-tempat yang bertanda boleh parkir atau bisa di Kantong Parkir Beskalan," lanjut Gutama.
Ia turut menyinggung mengenai penyelenggara PBTY XVIII yang tak lain diinisiasi oleh Jogja Chinese Art & Culture Centre (JCACC) dan didukung oleh Pemerintah Prov DIY serta Pemerintah Kota Yogyakarta.
"JCACC ada itu terdapat 14 paguyuban yang tergabung di dalamnya. Dan setiap tahun, event itu selalu digilir. Kebetulan, PBTY XVIII kali ini jatuh kepada Paguyuban Hakka Jogja," pungkas dia.(*)