TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta teramati mengalami 13 kali guguran lava selama sepekan terakhir, tepatnya tanggal 9 hingga 15 September 2022.
Material vulkanik didominasi meluncur ke arah barat atau Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan, terkait intensitas kegempaan Gunung Merapi pada minggu ini juga masih cukup tinggi, terutama kegempaan dalam dan dangkal.
"Dalam minggu tercatat ada 429 kali gempa Vulkanik Dalam, 71 kali gempa Vulkanik Dangkal, 516 kali gempa Fase Banyak, 1 kali gempa Frekuensi Rendah, 426 kali gempa Guguran, 37 kali gempa Hembusan, dan 15 kali gempa Tektonik," terangnya, Minggu (18/9/2022).
Baca juga: Update Gunung Merapi 17 September 2022 : Aktivitas Landai, Tak Ada Guguran Lava Pijar dan Awan Panas
Kemudian deformasi kubah lava Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,7 cm/hari.
Pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah.
Sedangkan untuk kubah tengah juga tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto volume kubah barat daya terhitung tetap sebesar 1.624.000 m3, dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 m3," bebernya.
Pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi .
Lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi juga dilaporkan nihil.
Dari hasil amatan itu, pihaknya menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Baca juga: Terdengar Satu Kali Suara Guguran dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan
Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," terangnya. ( Tribunjogja.com )