Jerman, yang menjadi salah satu negara pemasok senjata terbesar ke Ukraina sejak Rusia menginvasi, telah dikritik karena keterlambatannya dalam memasok senjata berat yang menurut Kyiv sangat dibutuhkan.
Jerman berencana untuk merivisi aturannya mengenai ekspor senjata untuk mempermudah mempersenjatai negara-negara demokrasi seperti Ukraina.
Rusia berharap dapat merebut seluruh wilayah provinsi Luhansk timur, dan menuntut Ukraina untuk menyerahkan wilayah tersebut kepada separatis.
Selain Luhansk, Rusia juga meminta Ukraina menyerahkan wilayah Donetsk, sebuah daerah yang dikenal sebagai Donbas.
Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia sedang mencoba untuk menghancurkan setiap kota di Donbas.
"Sievierodonetsk, Lysychansk, Bakhmut, Sloviansk, banyak, banyak lainnya. Semua reruntuhan ini dulunya adalah kota yang bahagia," katanya.
Pada Jumat (10/6/2022) kemarin, Inggris mengutuk otoritas proksi Rusia di Donbas dan menyebut tindakan negara itu sebagai pelanggaran berat, karena telah menjatuhkan hukuman mati terhadap dua warga negara Inggris yang ditangkap di wilayah separatis saat berperang untuk Ukraina.
Seorang pejabat PBB mengatakan pengadilan yang dilakukan dalam keadaan seperti itu sama saja dengan kejahatan perang, sementara Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengecamnya sebagai tindakan pengadilan palsu terhadap tawanan perang. (*)