Tips Sehat

Makanan yang Harus Dihindari untuk Cegah Hipertensi Menurut Dokter Spesialis Jantung RSND Undip

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Yoseph Hary W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menambahkan garam

TRIBUNJOGJA.COM - Berikut sederet bahan makanan yang harus dihindari untuk mencegah hipertensi, menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro (RSND Undip) dr Pipin Ardhianto.

Ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi (unair.ac.id)

Pipin mengungkapkan, penelitian pada masyarakat di Indonesia menemukan bahwa tingginya asupan garam (natrium) merupakan penyebab terbanyak.

Baca juga: Hindari Kematian Dini! Ini Tiga Langkah Cara Mengatasi Hipertensi Menurut Spesialis Jantung

Natrium terdapat pada hampir semua jenis masakan dan makanan populer di Indonesia.

Kandungan natrium semakin tinggi pada penggunan penyedap rasa yang berlebihan, makanan cepat saji, sereal cepat saji, minuman kemasan rasa buah, jus kemasan.

Serta penggunaan bumbu masak instan, produk susu terutama keju dan butter, makanan laut seperti kepiting, udang, cumi, kerang, ikan laut kalengan.

Sedangkan ikan laut segar tidak memiliki kadar natrium tinggi, mi instan dan lain sebagainya.

"Sebagai patokan adalah, makanan kemasan dan atau instan hampir pasti memiliki kadar natrium tinggi," imbuh Pipin.

Dia menambahkan, menghindari makanan tersebut mampu mencegah hipertensi dan khususnya bagi pasien hipertensi merupakan terapi utama, selain obat obatan tentunya.

Baca juga: Waspada Hipertensi: Fakta Kunci Tekanan Darah Tinggi versi WHO, Lakukan 7 Hal Ini untuk Pencegahan

"Upaya lain yang dapat dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik atau olahraga rutin. Olahraga aerobik sederhana seperti jalan, jogging, lari, sepeda, berenang secara rutin terbukti mampu mencegah dan mengendalikan hipertensi," papar dia.

Olahraga rutin

Untuk mencegah hipertensi, lanjut Pipin, dianjurkan berolahraga dengan frekuensi minimal 3 kali dalam satu pekan, masing masing minimal 30 menit.

Jika tidak sempat, kegiatan fisik lain seperti memotong rumput, membersihkan selokan, mencuci mobil atau kegiatan lain yang berkeringat dapat juga dilakukan.

"Namun, ada beberapa jenis olahraga yang perlu dihindari pada pasien dengan hipertensi seperti, menyelam, angkat besi, lari sprint cepat," tandasnya.

Baca juga: Penderita Hipertensi Jangan Takut Konsumsi Obat, Ini Manfaatnya bagi Ginjal Menurut Dokter Spesialis

Tips sehat untuk penderita hipertensi

Hipertensi wajib diwaspadai. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro (RSND Undip) dr. Pipin Ardhianto pun memberikan penjelasan dan saran serta tips sehat yang wajib diperhatikan para penderita hipertensi dan masyarakat pada umumnya.

Menurut dr Pipin Ardhianto, penderita hipertensi yang sudah didagnosis dokter sebaiknya tetap mengikuti anjuran para dokter untuk kontrol rutin, mengonsumsi obat yang diberikan.

Selain itu yang utama adalah melakukan upaya perubahan pola hidup terus menerus ke arah yang lebih sehat.

Menurut Pipin, obat yang rasional pada pasien dengan hipertensi bertujuan juga untuk melindungi organ vital tubuh seperti ginjal.

Sehingga masyarakat tidak perlu takut bahwa obat hipertensi akan merusak ginjal.

"Sebaliknya penggunaan lama obat hipertensi pada pasien hipertensi akan menjaga lebih lama fungsi ginjal dibandingkan apabila hipertensi tidak diobati," terang Pipin seperti dikutip dari laman Undip, Minggu (5/6/2022).

Sebagaimana diketahui, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia.

Penyakit ini bahkan menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia.

Riset kesehatan dasar menunjukkan hipertensi merupakan faktor risiko penyakit stroke dan jantung paling banyak.

Pasien dengan hipertensi tidak akan bergejala sampai adanya gangguan fungsi salah satu organ di dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan jutaan orang tidak menyadari sudah terkena hipertensi.

Risiko hipertensi

Pipin mengungkapkan, kebanyakan pasien mengetahui memiliki hipertensi pada saat sudah terserang stroke, gangguan penglihatan, gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi jantung terjadi.

Dilihat dari sisi pencegahan suatu penyakit maka sebenarnya sudah 'terlambat'.

"Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dikelompokkan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah," urai Pipin.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah melebihi angka 140/90 mmHg.

Dokter Pipin menuturkan, hipertensi kronik dan tidak terkontrol meningkatkan risiko gangguan fungsi organ vital tubuh terutama fungsi otak, mata, ginjal dan jantung.

Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah:

- Jenis kelamin

- Umur

- Faktor keturunan

Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah:

- Kebiasaan merokok

- Obesitas

- Tidak beraktivitas fisik rutin

- Konsumsi natrium berlebih

- Konsumsi kalium rendah

- Alkohol

(*/kompas.com)

Artikel tayang di https://www.kompas.com/edu/read/2022/06/05/dokter-undip-ungkap-konsumsi-obat-hipertensi-tidak-merusak-ginjal?page=all#page2

Berita Terkini