Pentolan KKB Papua Perintahkan Pasukan Ular Beludak Tembak Siapa Saja yang Ada di Target Sasaran

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanpa mengenakan baju, Oni Kobagau berpidato dan didengarkan beberapa anggota KKB Papua yang menenteng senjata api.

TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA - Para dedengkot Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terus mencuci otak anggotanya untuk melawan TNI Polri.

Kepada anak buahnya yang tergabung dalam pasukan Ular Beludak, pentolan-pentolan KKB Papua tersebut memberikan perintah untuk menembak siapa saja yang ada di lokasi sasaran, tak peduli warga sipil ataupun pasukan TNI Polri.

Video pentolan KKB memerintahkan agar anggota pasukan Ular Beludak menembaki seluruh orang yang ada di target sasaran ini banyak beredar di media sosial.

Dalam rekaman video yang beredar di medsos, pentolan KKB Papua yang belum diketahui identitasnya tersebut memberikan satu perintah saja.

Perintah tersebut, yakni menembak siapa saja yang ditemukan pada target yang disasar.

"Tembak, tembak! Ini yang harus kalian lakukan untuk merebut kemerdekaan dari kolonial Indonesia."

Tak diketahui pula sedang berada di wilayah mana sang komandan tersebut memberikan perintah yang mengerikan itu.

Namun dari deretan kalimat yang dilontarkannya, komandan tersebut tampak berapi-api memberikan arahan.

Mengenakan celana pendek dengan jaket loreng membalut tubuh, pria berjenggot itu berbicara dengan tangan yang terus diacungkan.

Baca juga: Berita Papua: Kontak Tembak Tim Gabungan TNI Polri vs KKB, Pembunuh Sertu Eka & Istrinya Tewas Didor

Ia tak henti-hentinya mengobarkan peperangan tanpa mempedulikan keselamatan anggotanya.

Selain memberikan perintah tembak di tempat, pasukan ular beludak juga dimandatkan untuk melakukan apa saja demi meraih kemerdekaan.

“Jangan takut pada TNI Polri yang memiliki fasilitas peperangan lebih dari yang dimiliki KKB. Meski senjatanya lebih canggih dari KKB, tapi penggunaannya tidak pada tempatnya,” katanya.

Senjata TNI Polri itu, kata komandan operasi tersebut, tidak pantas digunakan di tanah Papua.

Sebab bangsa Papua juga punya senjata. Senjata KKB untuk merebut kemerdekaan sedangkan senjata TNI Polri untuk menjajah.

Karena itu, kata sang komandan, daripada Papua dijajah, daripada Papua dikuasai, lebih baik Papua merdeka.

Halaman
12

Berita Terkini