Tahun Baru 2022

Kumpulan Puisi Menyentuh untuk Menutup Tahun 2021 dan Menyambut Tahun Baru 2022

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Rina Eviana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi penutupan tahun 2021

Tribunjogja.com – Sebentar lagi bulan Desember tahun 2021 akan berakhir banyak hal-hal yang telah kita lewati. Tentunya ada sedih maupun bahagia dalam hari-hari berlalu itu.

Namun, tidak apa-apa jika harimu ada sedihnya terkadang memang begitulah dunia berputar. Jika kalau kita banyak mendapatkan kesedihan di bulan Desember.

Tenang saja sahabat, kamu tidak sendirian mengalaminya. Banyak orang di luar sana juga mengalami hal serupa.

Karena itu, mari menutup bulan Desember ini dengan penuh semangat dan menyambut awal Tahun Baru 2022. Nah, salah satunya dengan menyimak puisi-puisi bulan Desember ini, ya.  Sebagaimana Tribunjogja.com kutip di gurupenyemangat.com:

1. Senyumku di Akhir Tahun

Desember telah tiba
Tapi hatimu masih iba
Gara-gara dia kau sakit hati
Dia yang ingkar janji
Kau yang berasa hampir mati

Sakit;
Seperti tertusuk tulang iga
Menggores sampai sanubari

Sudahlah tidak apa-apa
Kini akhir tahun sudah menyapa

Tidak ada gunanya berkeluh kesah
Wajahmu hanya akan semakin basah
Hatimu semakin resah
Keadaan bikin pasrah
Padahal hari lalu cukuplah jadi kisah

Aku saja sudah belajar tersenyum
Meski tak semanis bayi umur enam minggu
Tapi aku belajar tulus
Berbesar hati menerima impian yang tandus

Ingin kutanam lagi
Harapan yang penuh memori
Mewarnai kembali gubuk-gubuk usang
Agar semakin pantas untuk kutinggali

Sekarang giliranmu
Maukah kau tersenyum sejak hari ini?

Karya: Ozy V. Alandika

2. Syukur di Bulan Desember

Januari sudah lama pergi

Meninggalkan awal tahun

Bersama manisnya mimpi-mimpi

Aku terlalu riang

Hingga lupa bersyukur

Februari sudah lama kutinggalkan

Hari yang singkat

Bahkan purnama memerah tidak sempat kulihat

Aku terlalu sibuk hingga merasa kesempatan sudah tampat

Akhirnya aku lupa bersyukur

Terlewat

Maret aku sudah tidak ingat lagi

Waktu yang sibuk

Hingga aku baru bisa tidur setelah dini hari

Lagi-lagi aku lupa

Lupa aku lagi-lagi

Tidak teringat bersyukur

April aku masih sibuk

Sibuk menebar impian bersama Ibunda Pertiwi

Padahal Cuma kata-kata

Lagi aku melupa syukur

Bulan kelima entah ada kisah apa

Mungkin tentang tidur siangku

Tidur yang dingin

Berselimut kegagalan

Sakit hati

Tangisku lupa meneteskan syukur

Tengah tahun yang singkat

Tidak ada rasanya

Lewat begitu saja

Barangkali hanya ada rasa iba

Dengan sedikit syukur yang tak rela

Ketika Juli menyapa

Aku sibuk berkarya

Mengorek-ngorek rencana

Meratap gagal yang lebih dari separuhnya

Sesalku lagi-lagi tidak mengajak syukur

Agustus tiba

Ragaku bergelora

Teriak merdeka

Tapi hatiku sendiri terjajah

Lupa bersyukur

Hingga akhirnya sulit untuk menerima

September pun masih sedih

Ragaku berlinang basah

Waktu dipenuhi rasa gelisah

Lupa syukur, lupa belajar untuk pasrah

Kisah Oktober?

Sama seperti November

Rasanya waktu begitu cepat berlalu

Seakan aku belum cukup tidur

Padahal tidurku yang tak teratur

Tak lagi ingat dengan syukur

Kini Desember telah menyapa

Dengan bentuk senyum yang tak selaras dengan rupa

Banyak orang ceria

Tapi sebenarnya dusta

Aku sudah lelah berbelok hati

Sakit rasanya untuk gagal lagi

Sudahlah;

Mimpi tinggallah mimpi

Tapi kesempatan syukurku belum tentu datang lagi

Aku bahagia di bulan Desember atas sehat

Aku bahagia di bulan Desember atas selamat

Maka izinkan aku untuk menjadi orang yang hebat

Karya: Ozy V. Alandika

Baca juga: 50 Kumpulan Kutipan Resolusi Tahun Baru 2022, Tetapkan Hati Raih Masa Depan yang Pasti

3: Hujan Bulan Desember

Sudah akhir tahun tapi masih hujan juga

Rintik-rintik dingin terkesiar mengabar lara

Hatiku lagi-lagi hampa

Sejuknya senja

Sudah tak lagi terasa

Desember kali ini masih hujan

Aku kebasahan oleh renung-renung remang

Khawatir diri

Bagaimana tentang hari esok

Bagaimana dengan hari kemarin

Pening kepalaku memikir bayang

Awan Desember masih tersusun selia

Berkabut tebal

Dengan gemuruh yang sesekali memberontak

Serasa dirinya marah

Ingin membiarkan langit biru menampakan rupa

Puisi 5: Desember Kelabu

Irama langkahku terhenti di penghujung tahun

Napas ini mulai terengah

Banyak impian

Sayang dia pergi dengan jengah

Aku tersadar

Hati ini semakin kosong

Tak ada warna

Tak ada teman

Tak ada sahabat

Sibukku fana

Senyumku gelap

Sedikit pun tak terlirik oleh gemerlap

Ternyata Desember ini kelabu

Harap hampanya menyayat kalbu

Mengurung senyumku dalam belenggu

Serasa ada bangku kosong yang menyuruhku duduk berselimut debu

Desember kelabu

Aku terharu dengan sedihku

Sedih karena tak tampak lagi langit biru

Hingga kini

Aku masih terengah

Aku masih ingin menghabiskan sisa napas untuk menggeru

Karya: Ozy V. Alandika

4. Selamat Tinggal Desember

Selamat tinggal Desember

Datangmu begitu cepat

Singgahmu begitu singkat

Tidak menungguku sempat

Hingga akhirnya kita tak pernah dekat

Padahal aku rindu

Ingin menghabiskan tahun ini sedikit lebih lama lagi

Berpisah sejenak dengan elegi

Menjauhkan diri dari sepi

Selamat tinggal Desember

Bulan penuh rintik-rintik dan tetes hujan

Peramai sepi

Penyepi mereka yang ramai

Mungkin kali ini aku akan lebih sedikit melihat senja

Senja semakin murung

Terkurung dalam larung

Enggan keluar walau semanis apa kutawarkan renjana

Selamat tinggal bulan Desember

Aku pamit

Terima kasih atas waktu yang sempit

Sungguh rasanya sangat sedikit

Tapi hanya syukur yang mestinya aku ungkit

Sekali lagi;

Selamat tinggal Desember

Aku akan pergi

Belajar untuk meninggalkan hari ini

Demi esok yang lebih baik lagi

Karya: Ozy V. Alandika

(MG – M. Febi Anggara )

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkini