Mitos-mitos Ketika Fenomena Alam Langka Sturgeon Moon Terjadi
Bulan purnama Sturgeon Moon hadir akhir pekan ini. Indah dipandang, tapi sarat mitos dari penyembuhan penyakit hingga larangan melaut. Simak faktanya
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Akhir pekan pertama Agustus 2025 langit malam akan dihiasi penampakan bulan purnama yang istimewa.
Kejadian itu adalah fenomena langka yang dikenal sebagai Sturgeon Moon.
Puncaknya akan terjadi pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Momen ini memberikan pemandangan yang nyaris sama indahnya pada malam Jumat dan Sabtu.
Bagi para pencinta astronomi, waktu terbaik untuk menikmati bulan purnama adalah sesaat setelah matahari terbenam.
Pada saat itu, bulan terlihat besar dan menggantung rendah di langit, menciptakan pemandangan yang dramatis.
Di balik pesonanya, bulan purnama menyimpan banyak cerita yang berkaitan dengan mitos ataupun kepercayaan yang masih hidup hingga sekarang, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di mancanegara.
Nama Sturgeon Moon sendiri berasal dari tradisi masyarakat adat dan petani di Amerika Utara.
Bulan ini dinamai demikian karena pada bulan Agustus, ikan sturgeon atau spesies ikan besar yang menghuni danau-danau besar dan sungai-sungai utama banyak bermunculan.
Mitos dan Kepercayaan Bulan Purnama di Indonesia
Berkaitan dengan bulan purnama, di Indonesia sendiri kemunculan bulan ini sering dikaitkan dengan berbagai makna mistis dan aturan yang diwariskan secara turun-temurun.
Mitos tersebut antara lain, sebagai berikut.
- Menyembuhkan Segala Penyakit.
Sebagian masyarakat Jawa meyakini bahwa cahaya bulan purnama (padhang rembulan) memiliki energi positif yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
2. Larangan Makan saat Gerhana.
Beberapa daerah memiliki pantangan untuk makan atau minum ketika terjadi gerhana bulan yang selalu bertepatan dengan bulan purnama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.