TRIBUNJOGJA.COM, JAYAPURA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM mengklaim Prada Yotam Bugiangge bergabung dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Prada Yotam Bugiangge merupakan anggota Kompi-C Yonif 756/WMS yang kabur dari kesatuannya sambil membawa senjata api jenis SS2 V1.
Prada Yotam kabur pada Jumat (17/12/2021) yang lalu.
Hingga saat ini keberadaanya belum diketahui dan tengah dicari oleh aparat TNI.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengakui kalau Prada Yotam memilih kabur dari kesatuannya dan bergabung dengan KKB Papua.
Informasi tersebut disampaikan oleh Sebby Sambom melalui pesan singkatnya seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Tribun-Papua.com.
Menurut Sebby, Prada Yotam Bugiangge nenilih bergabung dengan kelompoknya dikarenakan melihat pasukan TNI-Polri yang selalu menindas warga Papua.
"Jakarta tidak bisa main-main dengan bangsa Papua," jelas Sebby Sambom.
Sebby pun tak menjelaskan secara rinci soal keberadaan apakah Prada Yotam Bugiangge sudah bergabung bersama pihaknya atau belum.
Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun memerintahkan jajarannya untuk mencari keberadaan Prada Yotam Bugiangge.
Mengutip dari Wartakotalive.com, Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa membenarkan Prada Yotam meninggalkan dinas tanpa izin dengan membawa sepucuk senjata api organik jenis SS2 V1, Jumat (17/12/2021) pukul 17.00 WIT.
"Tindakan oknum anggota TNI AD ini telah melanggar beberapa pasal KUHPM, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1948 dan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata api," kata Prantara.
Sekadar diketahui, kaburnya satu prajurit TNI AD atas nama Prada Yotam Bugiangge cukup mengganggu institusi keamanan negara dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Baca juga: Kekuatan KKB Papua di Yapen Melemah, Penyebabnya Karena 21 Anggotanya Pilih Kembali ke NKRI
Baca juga: Cerita Penangkapan Anggota KKB Papua Kepulauan Yapen, Bawa Senjata Rakitan, Gergaji hingga Sangkur
Apalagi, sudah banyak oknum prajurit TNI yang lari dari tugas dan berafiliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di tanah Papua.
Bahkan ada oknum anggota TNI yang menjual senjata dan amunisi kepada kelompok yang dicap teroris oleh negara.