Berita Pendidikan Hari Ini
Tak Ada Lagi Jurusan IPA, IPS dan Bahasa, 6 Sekolah di DI Yogyakarta Hapus Program Penjurusan
Sejumlah sekolah jenjang SMA di DI Yogyakarta telah menggunakan kurikulum prototipe sebagai upaya untuk mewujudkan transformasi pembelajaran.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA, YOGYA - Sejumlah sekolah jenjang SMA di DI Yogyakarta telah menggunakan kurikulum prototipe sebagai satu di antara upaya untuk mewujudkan transformasi pembelajaran.
Kurikulum prototipe tersebut menghapuskan pengelompokan jurusan seperti IPA, IPS dan Bahasa, sehingga siswa diberi wewenang untuk memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengatakan, sekolah yang menggunakan kurikulum prototipe adalah sekolah yang masuk dalam program Sekolah Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Di DIY sendiri sudah ada enam sekolah jenjang SMA yang ditetapkan dalam Sekolah Penggerak.
Baca juga: Aturan Terbaru Kemendikbudristek soal Jadwal Pembagian Rapor dan Libur Sekolah saat Nataru
Seluruhnya berada di Kabupaten Gunungkidul.
"Ya itu sementara dimulai di Sekolah Penggerak. Jadi tidak semua sekolah ya. Saat ini kita jalankan baru enam sekolah di Gunungkidul," terang Didik, Selasa (21/12/2021).
Didik melanjutkan, menurutnya, pemberlakuan kurikulum khusus tersebut akan menguntungkan siswa.
Karena peserta didik diperkenankan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan potensi kemampuan dan minat yang dimiliki.
"Prinsipnya kan bagaimana mengembangkan potensi siswa. Walaupun kurikulum itu tidak jauh berbeda terus berubah mutlak itu tidak," terangnya.
"Ada kebebasan kepada anak dan keberpihakan terhadap siswa. Penilaian ya sama diserahkan guru masing-masing," sambung Didik.
Didik melanjutkan, uji coba penerapan kurikulum prototipe telah dilakukan sejak Juli 2021 lalu.
Dari hasil evaluasi sementara tak ada kendala berarti saat penerapannya.
Penggunaan kurikulum tersebut rencananya juga akan diperluas seiring dengan bertambahnya sekolah penggerak di DIY.
Dia mengatakan, secara total saat ini sudah ada 35 Sekolah Penggerak di DIY.
Baca juga: Inilah Peraturan Baru untuk Sekolah Saat Natal dan Tahun Baru 2022
Seluruhnya hanya terdapat di Kabupaten Gunungkidul.