Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar 11 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter, Senin (13/12/2021).
Hal tersebut terlihat dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 75-99 %, dan tekanan udara 627-717 mmHg.
Baca juga: 4 Letusan Gunung Berapi Terdahsyat yang Pernah Tercatat Dalam Sejarah
“Secara visual, gunung jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100-200 m di atas puncak kawah,” katanya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 62 kali dengan amplitudo 3-27 mm berdurasi 30,6-162,6 detik.
Hembusan terjadi sebanyak 1 kali dengan amplitudo 3 mm berdurasi 19,6 detik.
Gempa hybrid/fase banyak terjadi sebanyak 4 kali dengan amplitudo 3 mm, S-P 0,48-0,68 berdurasi 6,2-9,6 detik.
“Aktivitas Gunung Merapi saat ini masih berada di level III atau siaga,” ungkapnya.
Adapun rekomendasi BPPTKG diantaranya adalah potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor tenggara-barat daya.
Cakupan sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Baca juga: UPDATE Gunung Merapi Senin 13 Desember 2021: Tercatat 62 Kali Gempa Guguran
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya. (ard)