Masing-masing sproket tersebut terdiri dari sproket besar yang punya rasio gigi rendah dan satunya lagi sproket berukuran kecil untuk rasio gigi normal.
Jika pengendaranya mau melewati medan off-road, maka sebaiknya rantainya dipindah ke sproket yang berukuran besar secara manual. Sedangkan jika mau melewati jalan aspal biasa, rantainya dipindahkan ke sproket yang kecil.
Lalu untuk masing-masing rasio giginya dibekali dengan 4-percepatan semi otomatis layaknya bebek biasa.
Honda CT200 diproduksi sampai tahun 1966, selanjutnya generasi bebek trail Honda dilanjutkan CT90.
"Menariknya lagi, beberapa kali orang Jepang bahkan menghubungi saya melalui direct message Instagram maupun Whatsapp, mereka kagum sekaligus tak menyangka Honda CT200 masih ada di Indonesia. Sebab setahu mereka Honda CT200 hanya beredar di pasar Amerika. Bahkan teman-teman dari Jepang tersebut menyampaikan, Honda CT200 sudah sangat jarang ditemui di Jepang, hanya ada di Yokohama dan Tokyo, itupun kolektor besar yang memilikinya," pungkasnya.
( tribunjogja.com )