Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi mengeluarkan 35 kali guguran lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2 Km, Senin (15/11/2021).
Hal tersebut terlihat dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) selama enam jam mulai 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 13.5-20 °C, kelembaban udara 76-94 %, dan tekanan udara 626.25-759.75 mmHg.
Baca juga: Wirausaha Muda Bantul Ikut Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi
“Secara visual, gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 300-400 m di atas puncak kawah,” bebernya.
Gempa guguran terjadi sebanyak 57 kali dengan amplitudo 3-19 mm berdurasi 20.6-141.4 detik.
Hembusan terjadi sebanyak 7 kali dengan amplitudo 2-5 mm berdurasi 15.6-30.9 detik.
Hybrid/fase banyak berjumlah 25 kali dengan amplitudo 2-5 mm, S-P 0.6-0.96 detik berdurasi 6.4-10.9 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi berada di level III atau siaga. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukas Hanik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Baca juga: Terus Tingkatkan Pelayanan, PLN Kunjungi PT Delta Dunia Textile
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (ard)