TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Sleman pada awal Bulan Agustus ini cenderung mengalami trend penurunan.
Kendati demikian, angka kematian yang harus dimakamkan dengan protokol Covid-19 terbilang masih cukup tinggi meski tidak setinggi pada pertengahan Juli lalu.
Koordinator Tim Dekontaminasi dan Pemakaman Satgas Covid-19 Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, permohonan layanan pemulasaran dan pemakaman dengan protokol covid-19 saat ini sekitar 30 orang perhari.
Jumlah ini lebih rendah dibanding pada pertengahan bulan Juli yang mencapai 50 orang perhari.
Pihaknya bersyukur karena perlahan mulai menurun.
Baca juga: Orang Tua Meninggal Terpapar Covid-19, Puluhan Anak di Sleman jadi Yatim Piatu
Namun kasus kematian saat Isoman di rumah masih kerap ditemukan.
"Permohonan layanan pemakaman awalnya 50 orang perhari. Sekarang sudah 30. Itu kami syukuri. Tapi sekali lagi, pasien yang meninggal saat Isoman di rumah masih ada," kata Makwan, Selasa (10/8/2021).
Ia mengungkapkan, kasus pasien meninggal saat Isolasi mandiri di bulan Agustus ini sekitar 10 orang tiap harinya.
Menurut dia, pasien meninggal saat isoman ini umumnya dari awal memang tidak mau dibawa ke selter isolasi terpadu (isoter).
Mereka memilih isolasi di rumah. Padahal saat pasien menjalani isolasi di rumah akses layanan kesehatan terbatas.
Parahnya ketika terjadi perburukan yang butuh pertolongan medis dengan segera namun pasien tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan.
Meksipun sudah ada penanganan medis namun terlambat dan meninggal dunia.
"Karena kondisinya semakin buruk. Meksipun sudah ada intervensi dari faskes namun tetap tidak tertolong," jelas dia.
Baca juga: Pemkab Sleman Kebut Vaksinasi Covid-19 Bagi Pelaku Wisata
Kondisi ini berbeda saat pasien menjalani isolasi di selter terpadu.
Akses ke rumah sakit bisa lebih cepat karena selter terkoneksi dengan Rumah Sakit rujukan.