Pengelola Malioboro Minta Wisatawan Melapor Jika Temui Hal Meresahkan Saat Berwisata

Penulis: Yuwantoro Winduajie
Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Fenomena nuthuk atau pemberian harga tak wajar kepada konsumen seolah menjadi permasalahan klasik di kawasan wisata DI Yogyakarta.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto menuturkan, untuk mengantisipasi hal tersebut di kawasan Malioboro, sebenarnya Pemkot Yogyakarta telah membuka kanal aduan.

Kanal aduan tersebut terpampang di pintu masuk tiap zona di kawasan Malioboro.

Baca juga: Diatur Dalam Perda, Tarif Parkir Mobil di Kota Yogyakarta Memang Bisa Menyentuh Rp 20 Ribu

Selain itu, wisatawan juga bisa melapor langsung kepada petugas Jogoboro yang tengah berjaga.

"Kalau ada laporan terkait hal negatif yang dialami pengunjung harus kita layani dengan baik. Kalau ada kerugaian atau hal tidak menyenangkan silahkan lapor pasti akan ditindak lanjuti," tegas Ekwanto, Selasa (1/6/2021).

Namun, lanjut Ekwanto, hingga saat ini pihaknya belum pernah menerima satupun aduan dari wisatawan. Dia pun tak bisa menjelaskan apa penyebabnya.

"Selama ini entah dia malas lapor atau gimana, kita belum menerima aduan," jelasnya.

Lebih jauh, Ekwanto juga memastikan bahwa seluruh pedagang di sepanjang Malioboro telah memampang daftar harga menu makanan.

Langkah ini diharapkan dapat mencegah munculnya fenomena nuthuk harga yang merugikan wisatawan.

Hal ini telah menjadi kesepakatan antara seluruh pelaku usaha dengan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Karenanya, jika ada yang tak mematuhi kesepakatan tersebut maka yang bersangkutan dapat dikenai sanksi dari pemerintah.

"Pricelist tiap lesehan pasti ada. Kalau tidak ada sampaikan pada saya nanti akan saya tutup. Itu pasti. Jangan takut menikmati kuliner Malioboro karena harga sudah ada. Kalau menemukan laporkan pada kami karena kami akan memberikan tindakan tegas," tegasnya.

Ekwanto pun juga meminta kepada wisatawan untuk cermat saat membeli makanan di Malioboro.

Wisatawan perlu memperhatikan apakah pedagang telah memasang daftar harga menu makanan.

Jika merasa ragu, mereka bisa langsung menanyakan informasi harga kepada penjual.

Baca juga: Pengurus Baru FOPI DIY, Ditarget Loloskan Atlet ke PON Aceh-Sumut 2024

"Jadi kalau di malioboro wisatawan jadilah pengunjung yang cerdas. Kuliner di kawasan malioboro sudah ada daftar harga menu. Kalau masih kurang yakin tanyakan dulu sebelum membeli," jelasnya.

Ekwanto juga menyebut bahwa sebagian harga kuliner di kawasan Malioboro memang ada lebih mahal dibandingkan dengan kawasan lain.

Sebab, DIY merupakan salah satu ikon utama Kota Yogya dan juga merupakan kawasan wisata unggulan.

"Malioboro ini sebagai branding juga tidak sama dengan tempat-tempat lain sehingga saya kira hal yang wajar harga berbeda di dengan tempat lain," katanya. (tro)

Berita Terkini