KISAH Hidup ADOLF HITLER, Atas Hasutan Borman, Goering Ditangkap Pasukan SS

Penulis: Setya Krisna Sumargo
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret tak bertanggal Kanselir Nazi Jerman Adolf Hitler (1889-1945).

Pagi-pagi buta, Koller terbang menggunakan pesawat pemburu ke Munich, menemui Goering.

Goering tampak ragu. Ia sangat berhati-hati, menganggap bisa jadi pesan Hitler agar ia mengambilalih kepemimpinan itu sebuah jebakan yang bisa mencelakainya.

Goering paling waswas terhadap Martin Borman, sekretaris partai Nazi. Orang itu dianggapnya culas, berbahaya, dan rival politik paling sengit.

Berunding di antara para pembantu kepercayaannya, Goering berpikir keras.

Jika ia bertindak (berunding), akan dianggap pengkhianat. Jika ia diam, maka akan dituduh tidak berbuat sesuatu di saat-saat gawat.

Ia memanggil Hanna Lammers, sekretaris istana yang sudah berada di Berchtesgaden.

Ia mendapat salinan dekrit Hitler 29 Mei 1941, yang menentukan jika Hitler mati maka penggantinya Goering.

JIka Hitler tidak mampu bertindak, Goering akan mengambilalihnya sebagai deputi. Ia lalu memutuskan mengirim telegram ke Sang Fuhrer.

Isinya sangat hati-hati. Di saat sama, Himmler ternyata bertemu Count Bernadotte dari Swedia di Luebeck, wilayah Baltik.

Keduanya membahas hal serius. Himmler merasa Hitler sudah pasti bakal menemui ajalnya dalam satu dua hari di Berlin.

Karena itu ia merasa sudah menggenggam kekuasaan Jerman.

Himmler mendesak Bernadotte agar menghubungkannya ke Jenderal Eisenhover untuk penyerahan kedaulatan tentara Jerman ke Sekutu.

Sementara front timur, Himmler menyatakan perang akan terus dilanjutkan hingga kekuasaan barat mengambilalih front timur.

Bernadotte meminta Himmler menulis permintaan itu di kertas. Pemimpin Gestapo itu tidak ragu menuruti permintaan diplomat Swedia itu.

Di Berlin yang terkepung, Hitler masih bisa berkomunikasi dengan sebagian menteri dan perwira-perwiranya yang masih loyal.

Halaman
123

Berita Terkini