Klaten

Menikmati Keindahan Puncak Merapi Sambil Ngopi di Kemalang Klaten

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu kedai kopi yang ada di wilayah Kemalang Klaten

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Wilayah Kecamatan Kemalang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran segar dan pasir di wilayah Klaten.

Lokasinya yang berada di kawasan lereng Gunung Merapi, tanah di kawasan Kemalang sangat subur sehingga banyak warga yang menanam sayuran.

Namun seiring menjamurnya pusat kuliner di sekitar kawasan wisata, warga sekitar Merapi kini mulai tertarik menanam tanaman kopi.

Dari hasil budidaya ini, warga mampu menyuplai kebutuhan kedai-kedai kopi yang ada di sekitar kawasan Kemalang.

Tanaman kopi ini dikembangkan para petani di wilayah Sidorejo, Tegalmulyo dan Balerante.

Tingginya permintaan konsumen akan kopi membuat para petani di ketiga wilayah tersebut semakin bergairah untuk menanam kopi.

Kopi yang dikembangkan oleh para petani ini berjenis robusta dan arabika.

Dari waktu ke waktu  penggemar minuman bercita rasa tinggi ini pun terus bertambah. 

Baca juga: Kunjungan ke Obyek Wisata di Klaten Dikurangi 5 Persen Selama PPKM Mikro Kali ini, Begini Alasannya

Apalagi jika cuaca cerah, banyak warga yang datang ke sejumlah kedai-kedai kopi yang ada di kawasan Kemalang untuk menikmati kopi khas Merapi ini.

Tak hanya menyeruput kopi, para wisatawan juga bisa menikmati pesona Gunung Merapi yang sangat indah.

Sri Widagdo sebagai Sekretaris Desa Sidorejo, Kemalang, Klaten mengaku warga di wilayahnya mulai tertarik untuk membudidayakan kopi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Selain iklim dan cuacanya cocok, harga biji kopi juga cukup lumayan sehingga bisa menambah penghasilan para petani.

Biji kopi yang dihasilkan oleh para petani di wilayahnya banyak diserap oleh kedai-kedai kopi di sekitar Merapi.

Tak hanya itu, kopi dari kawasan Kemalang ini juga banyak dipasarkan untuk buah tangan.

“Sidorejo sendiri ada 50 petani yang menanam kopi jenis robusta.  Kira-kira ada 1.000 batang kopi ditanam di Sidorejo baik di pekarangan atau di tegal.  Kebanyakan warga di sini adalah pertenak sapi dan petani sayur, selain aktifitas penambangan pasir” jelasnya kepada Tim Pemberitaan Dinas Kominfo saat mendampingi program digitalisasi arsip warga melalui program Titip Bandaku di desanya (Rabu,24/03/2021).

Ia mengatakan di desa sudah ada dua kedai kopi yang dikelola oleh warga. 

Biar pun belum bisa rutin tiap hari, tapi setiap sabtu dan minggu banyak wisatawan Solo, Yogyakarta atau Klaten sendiri yang berkunjung untuk menikmati kopi sambil melihat puncak Merapi.

“Ada kedai Kopi Petruk dam satunya saya lupa. Kebetulan kedai Kopi Petruk ini dikelola kakak saya sendiri di Dukuh Bangan, Sidorejo. Kalau ke sini bagus pagi sebelum jam 09.00 WIB atau sore hari sebelum turun kabut seperti musin hujan sekarang ini.  Kalau pas beruntung cuaca cerah, melihat Merapi sambil ngopi sangat luar biasa” ungkapnya.

Desa Sidorejo sendiri punya agenda wisata Wulupawetu yang biasa digelar menjalang turunnya bulan Ramadhan. 

Harapannya acara wisata itu bisa menarik kunjungan wisata.

“Semoga covid semakin aman. Desa Sidorejo dengan Bundes Sukadana mencoba memperkuat infrastruktur wisata di desa. Ada kopi dark atau medium dalam kemasan sebagai oleh-oleh, sayuran, wisata alam, kearifan budaya Merapi sampai homestay coba kami rintis.  Hanya satu kendalanya, akses jalan menuju Deles Indah Desa Sidorejo belum memadai” ungkapnya. (Tim Pemberitaan Dinas Kominfo)

Berita Terkini