Jawa Timur

Dendam Kesumat Pria di Sumenep, Bacok Bocah 9 Tahun Hingga Tewas Setelah Cekcok dengan Ayah Korban

Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka Uli Abrori dengan tangan terborgol saat vdigelandang ke Mapolres Pamekasan Madura.

TRIBUNJOGJA.COM, PAMEKASAN – Dendam kesumat Uli Abrori (20) terhadap Mohammad Karimullah (58) membuatnya kalap.

Warga Kelurahan Karang Duwe, Kecamatan Kota, Sumenep, Jawa Timur tersebut tega membunuh siswa kelas II SD berinisial AT (9) yang merupakan anak dari Mohammad Karimullah.

AT tewas dengan sejumlah luka setelah dibacok oleh pelaku menggunakan pedang.

Pembacokan terhadap AT ini dilakukan oleh Uli setelah sebelumnya terlibat cekcok dengan Mohammad Karimullah.

Pembacokan dilakukan oleh pelaku di rumah korban yakni di Dusun Ombul, Desa Taraban, Kecamatan Larangan, Pamekasan.

Seusai melakukan pembunuhan, pelaku langsung pergi ke rumah bibinya.

Polisi akhirnya berhasil membekuk pelaku dua jam setelah aksi pembacokan maut tersebut.

Uli ditangkap polisi di rumah Tatik Tolawati, bibi pelaku, di Dusun Ombul, Desa Taraban.

Sedangkan pedang, yang masih terdapat bercak darah, yang digunakan membunuh korban disita sebagai barang bukti.

Menurut sumber di lokasi kejadian, kasus pembunuhan ini dipicu sakit hati pelaku terhadap ayah korban.

Ustad Mohammad sehari-harinya adalah guru ngaji.

Baca juga: Pemerintah Pusat Larang ASN dan Keluarganya Liburan ke Luar Kota Saat Isra Miraj dan Nyepi

Baca juga: Akhirnya Terbongkar Kekuatan KKB Papua, Ternyata Tak Seperti yang Beredar Viral di Medsos

Setahun lalu, antara pelaku dengan Karimullah pernah cekcok.

Kala itu, keluarga pelaku ada yang sakit karena penyakit, tapi pelaku menuding ulah Karimullah.

Namun, perseteruan ini ditangani aparat desa dan diselesaikan secara baik-baik.

Apalagi antara bibi pelaku dengan ibu korban, Kunti (42), masih ada hubungan famili.

Sementara walau pelaku merupakan warga Sumenep, namun hampir tiap minggu, pelaku yang suka mengoleksi barang antik, sering wira-wiri Sumenep – Pamekasan.

Beberapa hari sebelumnya, keponakan korban yang masih balita tubuhnya tersiram air panas di rumah bibi pelaku.

Namun bagi pelaku, kejadian yang dialami keponakannya, dituding ulah Karimullah.

Sehingga pelaku melabrak Karimullah dan kembali cekcok mulut.

Untuk meredakan percekcokan itu, terpaksa diselesaikan di rumah kepala desa.

Tetapi pelaku yang selama ini dikenal temperamental, tetap dendam kepada keluarga korban.

Indikasi beberapa kali pelaku melontarkan kalimat bernada ancaman terhadap Karimullah.

Merasa dirinya terancam, Karimullah berniat akan melapor ke Polsek Larangan, untuk minta perlindungan.

Malam kejadian, dengan berjalan kaki, pelaku menuju rumah Karimullah membawa pedang dengan sarung tangan warna hitam.

Saat itu, Karimullah dan Kunti sedang duduk di ruang tamu.

Melihat pelaku datang membawa pedang yang diacung-acungkan, Karimullah segera bergegas untuk memberitahu sekretaris desa.

Begitu juga Kunti, menghindar dan berlari menuju rumah bibi pelaku, untuk memberitahu, jika saat itu pelaku mengamuk di rumahnya.

Sementara koban yang saat itu tidur di kamarnya, mendengar suara-ribut terbangun sambil berteriak memanggil ibunya.

“Emak emak emak,” kata korban, seperti yang ditirukan salah seorang tetangganya.

Namun pelaku yang diduga sudah kalap lalu masuk kamar korban dan langsung menebas korban dengan pedang dari arah belakang.

Seketika itu korban tersungkur dengan darah segar mengucur. Setelah itu pelaku pulang ke rumah bibinya.

Kunti pulang dari memberitahu ke bibi pelaku, kaget dan menjerit histeris melihat anak bungsungnya terkapar dan sudah meninggal. Jeritan Kunti minta tolong mengundang perhatian warga sekitar.

“Pelaku sepertinya ingin membunuh ayahnya. Namun pelaku melampiaskan pada anaknya. Kasihan anak itu, tidak tahu apa-apa, jadi sasaran pembunuhan,” ujar salah seorang tetangganya.

Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Nining Diah DPS, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, pelaku sudah ditangkap dan ditahan di Polres Pamekasan. Dugaan sementara pelaku menganiaya korban hingga meninggal, karena pelaku sakit hati kepada ayah korban.

“Sakit hati karena apa, belum bisa kami jelaskan sekarang, karena penyidik masih mendalami kasus ini,” ungkap AKP Nining.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KRONOLOGI Pemuda di Pamekasan Bunuh Bocah SD akibat Dendam dengan Orangtuanya, Pelaku Tempramental

Berita Terkini