Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi (2.968 mdpl) teramati mengalami 24 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur makimal 1.000 m ke arah barat daya pagi ini, Sabtu (27/2/2021) pukul 00.00-06.00 WIB.
"Gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah tidak teramati. Teramati 24 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur makimal 1.000 m ke arah barat daya," tutur Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Sabtu (27/2/2021).
Selain itu, selama periode 6 jam tersebut dilaporkan cuaca Gunung Merapi berawan.
Baca juga: Indo Premier Sekuritas Bidik 200 Ribu Nasabah Baru di Tahun 2021
Angin bertiup sedang ke arah timur. Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 71-76 persen, dan tekanan udara 833-915 mmHg.
Terjadi pula 41 gempa guguran dengan amplitudo 3-29 mm dan durasi 11-131 detik serta 3 gempa hembusan dengan amplitudo 5-12 mm dan durasi 12-18 detik.
Sebelumnya, Jumat (26/2/2021) pukul 18.00-24.00 WIB teramati 18 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.800 m ke arah barat daya.
Pada periode ini, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah tidak teramati.
Secara meteorologi, cuaca berawan. Angin bertiup sedang ke arah timur.
Suhu udara 15-23 °C, kelembaban udara 67-78 persen, dan tekanan udara 836-944 mmHg.
Baca juga: Jadwal Barca Malam Ini Lawan Sevilla, Tekanan untuk Real Madrid dan Atletico
Hanik menyampaikan, Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.
"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tandasnya. (uti)