Program ini dirasa efektif, sebab Sekretaris Daerah Sleman mendorong bagi aparatur sipil negara untuk menggunakan batik selama 3 bulan full. Mulai dari Oktober - Desember.
Baca juga: Cerita Pemilik Warung Geprek di Sleman Saat Harga Cabai Melonjak di Tengah Pandemi
Hasilnya, perajin batik mengalami peningkatan omset.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian mencatat, dari kebijakan tersebut, perajin batik berhasil membukukan penjualan mencapai Rp 619 juta lebih.
"Kami harapkan, ini bisa berkelanjutan dan menjadi semacam geliat wisata. Mengingatkan bagi warga, kalau mau membeli batik ya ke Sleman," tutur Wulan. Apalagi Sleman memiliki batik dengan corak khas yaitu Parijotho salak.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya mengakui, kebijakan tiga bulan bagi PNS untuk memakai Batik diapresiasi dan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah pusat.
Karena, ternyata mampu mendongkrak sekaligus menumbuhkan geliat ekonomi bagi pelaku industri kerajinan batik di Kabupaten Sleman.
"Omzetnya bisa meningkat sampai 300 persen. Karena banyak yang akhirnya membeli batik baru. Kita akan sikapi, di tahun 2021, Sleman setiap 4 bulan, ada satu bulan batik terus, sehingga selama satu tahun (12 bulan) ada 3 bulan menggunakan batik," ujar dia.( Tribunjogja.com )