Potensi Erupsi Gunung Merapi

BPPTKG : Hal Ini Menunjukkan Mendekatnya Waktu Erupsi Gunung Merapi

Editor: Kurniatul Hidayah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Gunung Merapi Desa Candibinangun, Pakem dan Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (28/11/2020) .

TRIBUNJOGJA.COM - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan Gunung Merapi dari aktivitasnya sekarang ini menunjukkan ke arah terjadinya erupsi.

Sebab dari data seismik, keluaran gas dan deformasi masih tinggi dan aktivitas guguran terus meningkat.

”Hal ini menunjukkan mendekatnya waktu erupsi,” kata Hanik Huamidah dalam Webinar yang diselenggarakan oleh UGM-Kagama yang bertajuk Erupsi Merapi, Apa yang Bisa Dilakukan?, Minggu (29/11/2020).

Baca juga: Aplikasi SI MONAS Bakal Diperluas di Empat Provinsi

Baca juga: Kanwil Kemenkumham DI Yogyakarta Hadirkan Aplikasi SI MONAS Pantau Napi Asimilasi

Meski Hanik Humaida tidak menyebutkan dengan jelas kapan erupsi akan terjadi, namun ia memprediksi erupsi Gunung Merapi kali ini tidak sebesar pada erupsi tahun 2010 lalu.

“Kalaupun terjadi erupsi diperkirakan tidak sebesar pada 2010,” katanya.

Ia pun menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Merapi untuk tetap siaga dan memperhatikan arahan dari pemerintah setempat agar tidak terjadi korban jiwa.

“Masyarakat diminta untuk mengikuti arahan dari pemerintah setempat dan tidak terpengaruh dari informasi yang tidak jelas sumbernya,” katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah di kabupaten di Jawa Tengah seperti Magelang, Klaten dan Boyolali untuk mengantisipasi dampak bahaya erupsi dan wedus gembel.

Selain itu melakukan waktu evakuasi dengan tepat namun tetap menjalankan protokol kesehatan di tempat pengungsian untuk mencegah penularan covid-19.

“Saya kira ini PR yang tidak mudah, di masa pandemi ini lokasi pengungsi memang harus dibuat berjarak dan memisahkan dengan kelompok yang rentan,” katanya.

Untuk menghindari adanya korban, pihaknya melakukan mitigasi pengurangan risiko bencana yang disiapkan dari awal.

Meski menurutnya masyarakat di sekitar Gunung Merapi memiliki kearifan sendiri untuk mengenal tanda-tanda kapan untuk melakukan evakuasi dan mengungsi.

“Kita ingin memastikan semua nantinya terlaksana dengan baik. Kita perlu memberikan pemikiran dan memberikan gambaran untuk membantu risiko bencana bisa dikurangi dengan baik,”katanya.

Kepala Pusat Studi Bencana Dr Agung Harijoko  mengatakan studi soal sejarah erupsi diketahui Gunung Merapi pernah erupsi eksplosif dengan tipe sub plinian hingga tipe plinian dengan erupsi besar terjadi pada tahun 2010 dan 1872.

“Jangka perulangannya terjadi kurang lebih seratus tahun,”paparnya.

Baca juga: Kepala Dinkes DI Yogyakarta : Staf Kami Meneteskan Air Mata, Pasien Masih Terkapar di IGD

Baca juga: Kasus Covid-19 DI Yogyakarta Melonjak, Kapasitas Tempat Tidur Non Critical 90 Persen Penuh

Halaman
12

Berita Terkini