Terdengar 9 Kali Guguran dari Puncak Gunung Merapi Sepanjang Rabu Kemarin

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konndisi Gunung Merapi yang teramati melalui PGM Kaliurang, Selasa (10/11/2020) pukul 06.00 WIB

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Kamis (12/11/2020) hari ini melaporkan hasil pengamatan terkait aktivitas Gunung Merapi sehari sebelumnya.

Pada Rabu (11/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB, terdengar suara guguran Gunung Merapi sebanyak 9 kali dengan kekuatan suara lemah hingga sedang.

Selain itu, teramati guguran sebanyak 1 kali dari Babadan dengan jarak luncur kurang lebih 700 m ke arah Kali Senowo.

Guguran yang dimaksud merupakan guguran material lama dari sisa-sisa kubah lava yang terbentuk di puncak Gunung Merapi akibat erupsi berpuluh tahun silam. 

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menerangkan laju rata-rata deformasi Gunung Merapi dalam periode tersebut melalui pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan adalah sebesar 12 cm/hari.

Visual guguran Gunung Merapi yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, Minggu (8/11/2020). (Tribun Jogja/Rendika)

Adapun kegempaan yang terjadi di antaranya 60 gempa guguran, 305 gempa hybrid/fase banyak, 27 gempa vulkanik dangkal, 1 gempa tektonik, dan 35 gempa hembusan.

Secara visual, asap berwarna putih, intensitas tebal dengan ketinggian 50 m di atas puncak. 

"Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi," ungkap Hanik. 

Baca juga: Relawan Tempat Pengungsian Merapi di Magelang Menjalani Rapid Test Bertahap

Baca juga: Warga Lereng Merapi Kerap Dengar Suara Gemuruh, Tapi Tetap Beraktivitas Normal

Daerah Rawan Bahaya

Sejak 5 November 2020, BPPTKG Yogyakarta telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).

Dengan status tersebut, BPPTKG Yogyakarta pun menyimpulkan prakiraan daerah bahaya, yang meliputi :

1. Kabupaten Sleman (DIY), Kecamatan Cangkringan, meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

2. Kabupaten Magelang (Jawa Tengah), Kecamatan Dukun, meliputi Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).

3. Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), Kecamatan Selo, meliputi Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).

Halaman
12

Berita Terkini