TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bank Sampah Griya Sapu Lidi (BS GSL) RW 26 Perumahan Gumuk Indah berulang tahun pada Selasa (10/11/2020). Menandai usianya ke-13 tahun, Bank Sampah ini me-launching Program 1.000 Losida (Lodong Sisa Dapur).
Peluncuran Program 1.000 Losida dilakukan Lurah Kelurahan Sidoarum Ganefo Sugiyartono. Ganefo menanam Losida bermotif daun Janda Bolong ke dalam Tabulampot (tanaman buah dalam pot).
Fasilitator BS GSL, Erwan Widyarto mengatakan, Losida tak harus ditanam di tanah pekarangan atau halaman rumah. Jika tak punya lahan tanah, bisa menggunakan pot, pot besar maupun pot kecil.
"Jika pot yang dimiliki ukurannya kecil, pralon Losidanya bisa menggunakan yang ukuran lebih kecil," ujar Erwan.
“Mengapa Losida? Mengapa sampah organik? Sebab, sebanyak 60-70% sampah kita berupa sampah organik.
Sampah organik yang tak terkelola dan dikirim ke TPA bisa memicu munculnya gas metana,” katanya lagi.
Guna mencegah hal itu, program 1.000 Losida ini dilakukan. Bank Sampah yang menjadi Best of The Best DIY Green and Clean 2011 ini pun mengajak sejumlah kalangan untuk mengelola sampah organik rumah tangga dengan Losida.
"Ini cara mudah dan murah. Semua sampah organik rumah tangga bisa diolah dengan Losida. Setiap ada sampah tinggal memasukkan ke Losida," lanjut Ketua Panitia HUT ke-13 Bank Sampah Griya Sapu Lidi itu.
Sebelum me-launching Program 1.000 Losida, Lurah Sidoarum juga berkenan memotong tumpeng nasi kuning. Ganefo juga berpesan, agar para relawan Bank Sampah Griya Sapu Lidi terus berbuat kebaikan dengan niatan ibadah.
Untuk diketahui, adanya pandemi Covid-19 sejak lebih enam bulan lalu, program Bank Sampah GSL sempat terpengaruh. Erwan mengakui, saat awal pandemi warga takut keluar, termasuk pengurus Bank Sampah.
“Tapi, kami lantas mendapat bantuan peralatan 'tempur' pada masa pandemi, semisal masker, sarung tangan, hand sanitizer dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, akhirnya bisa melayani dan mencatat sampah yang disetor,” terangnya.
“Kami juga ikuti protokol kesehatan, ada padasan (tempat cuci tangan) di depan Pendopo Bank Sampah. Dengan begitu, Tempat Setor Sampah (TSS) yang terbuka 24 jam, nasabah (warga) leluasa menyetorkan sampahnya, tanpa berinteraksi dengan yang lain. Tinggal taruh,” imbuh Erwan.
Selama pandemi ini, Bank Sampah tetap buka dengan menyediakan TSS. “Ini terbuka 24 jam. Warga tinggal menyetorkan sampah yang telah dipilahnya ke tempat ini. Tentu dengan identitas nasabah, yakni nama dan warga RT berapa,” papar Erwan.
Ia juga menjelaskan, penjualan sampah pilah juga terus berlangsung. “Alhamdulillah, pengepul kami komitmen selalu mengambil sampah pilah kami, yang telah disetor warga di Bank Sampah,” lanjutnya.
Untuk tahap awal launching ini, disiapkan 100 Losida. "Insya Allah program akan berjalan selama empat hingga lima bulan kedepan. Kami membuka donasi maupun partisipasi dari sejumlah pihak, baik perorangan maupun institusi untuk mendukung program ini. Alhamdulillah sejumlah institusi sudah menyatakan komitmennya," ujar Ketua RW 26 Perumahan Gumuk Indah, Yudi Trihatmanto.