FAKTA Praktik Prostitusi Berkedok Warung Kopi Pangku di Gresik, Tarif Layanan dan Pengakuan Mucikari

Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelacuran

TRIBUNJOGJA.COM - Polisi berhasil mengungkap praktik prostitusi berkedok warung kopi pangku yang ada di wilayah Gresik, Jawa Timur.

Beberapa perempuan yang diduga memberikan layanan 'plus' pada pelanggan warung kopi pangku yang ada di Dusun Samaleak, Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik.

Diketahui, para wanita tersebut dijual oleh seorang muncikari yang masih berusia 19 tahun, bernama Johan Rio Adi, warga asal Gresik.

Baca juga: Kronologi Pengungkapan Prostitusi Online di Mojokerto, Pelaku Tawarkan Pelajar SMA Lewat Facebook

Baca juga: Kisah Ibu di Tangerang Pingsan Tahu Anaknya Terjerumus Prostitusi, Pamitnya Bikin Konten Youtube

Perempuna-perempuan tersebut didatangkan untuk melayani pelanggannya di warung pangku, dengan tarif Rp150.000 untuk sekali kencan.

Berikut fakta-fakta pengungkapan kasus prostitusi oleh mucikari muda asal Desa Banyuurip, Gresik.

1. Cewek Cirebon dijual murah

Sebagai wanita penghibur di Gresik, enam cewek Cirebon dibayar murah oleh Johan Rio Adi.

Pembagiannya, ketika mendapat tamu, si cewek mendapat hasi jerih payahnya sebesar Rp 50.000.

Sedangkan Johan mendapatkan bagian lebih banyak, yakni Rp 100.000.

Para cewek cantik itu sudah berbulan-bulan terjun dalam bisnis esek-esek di wilayah hukum Polres Gresik.

2. Ubah warung pangku jadi tempat esek-esek

Meski masih berusia muda, warga Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Gresik sudah berani mendirikan sebuah warung kopi lengkap dengan wanita penghibur dan sejumlah fasilitas.

Untuk mengelabui petugas, Johan mengubah warung pangkunya di bagian belakang menjadi kamar-kamar.

Kamar tersebut difungsikan untuk melayani tamu yang datang ke warungnya.

Tak hanya itu, Johan juga memberikan layanan spesial dengan mempekerjakan para cewek Cirebon tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini