Moon Yeong yang awalnya dingin menjadi lebih manusiawi dan mengurangi sifatnya yang tempramental. Ia kemudian menyadari bahwa dirinya tak sama dengan sang ibu yang merupakan psikopat.
• Inilah Deretan Drama Korea Romantis Terbaru Bulan Agustus Tayang di Netflix
3. Harus menemukan jati diri
Situasi keluarga yang rumit membuat Gang Tae, Sang Tae dan Moon Yeong belum bisa menemukan jati diri di usia mereka yang cukup tua.
Sehingga, mereka masih banyak berkutat di kesedihan dan emosi karena belum menemukan apa yang mereka mau.
Gang Tae bekerja sebagai perawat karena merasa itu adalah takdirnya dan bukan sesuatu yang ia senangi. Sang Tae menjadi pelukis karena tidak tahu mau kerja apa. Sementara, Koo Moon Yeong menjadi penulis anak karena tidak bisa bersosialisasi.
Kemudian, mereka pun menemukan jati diri masing-masing setelah melalui serangkaian kisah menyedihkan.
• Deretan 6 Kisah Friendship Goals di Drama Korea, Akrab dan Saling Mendukung
4. Hal yang buruk tak perlu dilupakan, tapi ditimpa dengan pengalaman yg baik
Moon Yeong ingin melupakan ibunya karena perilaku kasar kepada kedua saudara lainnya. Namun, ketika melihat Sang Tae menimpa gambar kupu-kupu, ia sadar, itu tak perlu dihilangkan.
Pengalaman buruk tidak perlu dilupakan tapi bisa ditimpa dengan hal yang baik.
Masa lalu Koo Moon Yeong tak bisa diubah, namun bersama Sang Tae dan Gang Tae ia bisa merasakan banyak hal baik ke depannya.
Kepada sang ibu, Moon Yeong justru berterimakasih karena tidak menjadi sepertinya. Ia yakin bahwa dirinya bukan monster seperti Doi Hui Jae.
Ia adalah manusia penuh simpati dan empati dan mengurangi masalah temperamentalnya.
5. Anak autis juga punya kesempatan untuk bekerja sempurna
Moon Sang Tae terlahir sebagai anak autis. Namun, ia bisa menepis anggapan bahwa anak berkebutuhan khusus tidak bisa bekerja.
Pekerjaan Moon Sang Tae adalah seorang ilustrator dan dirinya bisa mengerjakan itu dengan baik. Gambarnya bagus dan ia juga bisa memahami apa yang diinginkan klien.
Bahkan, bersama Koo Moon Yeong, ia bisa menerbitkan buku ‘Mencari Jati Diri Sesungguhnya’. Ia memang harus banyak belajar, tapi bukan berarti tidak bisa.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )