Tribunjogja.com Yogyakarta -- Di balik peningkatan kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) setiap hari, ada sosok wanita tangguh yang memastikan semua sampel virus diperiksa dengan benar.
Selain itu, dia juga menjadi wanita pertama yang tahu jumlah kasus positif setiap harinya, yakni Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr dr Irene MKM.
Berbincang mengenai Covid-19, memang tidak ada habisnya. Tapi tak banyak yang tahu, bagaimana proses hingga suka duka mereka yang memegang kendali penting untuk membaca ribuan virus SARS-CoV-2 dalam kondisi hidup di laboratorium untuk bisa melaporkan hasil pasien yang positif hingga negatif.
Tribunjogja.com mendapatkan kesempatan untuk duduk bersama Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Dr dr Irene MKM yang berkenan membagi kisahnya mempimpin 30 staf di lab Bio Safety Level (BSL) 2 yang menjadi lab pertama di DIY untuk memeriksa sampel Covid-19.
Wanita yang sudah tiga tahun terakhir menjabat sebagai kepala tersebut, mengatakan BBTKLPP Yogyakarta menjadi satu-satunya lab yang memeriksa sampel Covid-19 di DIY dan sebagian Jateng yang buka setiap hari tanpa mengenal libur akhir pekan atau tanggal merah nasional sejak ditunjuk pada 17 Maret 2020.
"Staf kami bekerja 15 jam sehari dibagi dua shift. Jam kerja dimulai pukul 06.00 dan mereka pulang pukul 23.00-23.30 setiap harinya," ungkap Irene ketika ditemui di ruang kerjanya di BBTKLPP Yogyakarta Jalan Wiyoro belum lama ini.
Lebih lanjut, Irene menjelaskan ada tiga tim yang bekerja di lab Covid-19. Tim pertama adalah pembongkaran aliquot dan coding. Aliquot yakni mengambil sampel sesuai yang dibutuhkan lalu dilanjutkan pemberian nomor dan nama.
"Itu harus hati-hati sekali karena kalau nggak hati-hati sampel bisa ketuker dan akan ketuker dari awal sampai akhir. Selait itu juga dibutuhkan kemahiran pipeting untuk menakar kebutuhan berapa," ucapnya.
Selanjutnya tim kedua yakni bertugas melakukan ekstraksi memisahkan RNA virus. Kemudian tim yang ketiga yakni tim PCR yang bertugas melakukan master mix, memberikan reagen PCR, dan membaca hasilnya.
"Itu yang mereka lakukan jadi setiap tim butuh orangnya sendiri," tuturnya.
Irene pun membagikan cerita bahwa hari-hari ini sampel yang masuk ke laboratoriumnya sangat banyak. Satu kabupaten saja, jelasnya, bisa mengirim 500-600 sampel per hari. Sementara kemampuan BBTKLPP Yogyakarta mengeluarkan 900-1.000 hasil pemeriksaan setiap harinya.
"Misal tanggal 15 Juli masuk 1.631 sampel, tanggal 22 Juli masuk 1.126 sampel. Jadi itu kadang-kadang tidak terkejar di kecepatan hasil. Pada 24 Juli ada sekitar 3.000 sampel yang mengantre untuk kami periksa," beber wanita kelahiran Padang Sumatera Barat pada 3 Juni 1972 tersebut.
Irene buka-bukaan bahwa setiap hari staf laboratorium BBTKLPP Yogyakarta merunning 10 batch sampel Covid-19, di mana 1 batch berisi 96 sampel yang diperiksa.
Dengan 2 alat PCR yang dimiliki, maka masing-masing mesin bekerja untuk 5 batch. Proses master mix hingga keluar hasil untuk 1 batch sampel, imbuhnya, membutuhkan waktu 3 jam.