Maka menurutnya, masyarakat harus bisa memahami karakter bahaya, karena membangun ketangguhan atau kesiapsiagaan tanpa melihat ancaman yang baik itu adalah hal yang mustahil.
Ia menekankan, besar kecilnya risiko bencana Merapi tidak ditentukan dari besar kecilnya erupsi.
Tapi ditentukan oleh kesiapsiagaan masyarakatnya.
Misal letusan kecil kalau masyarakat lalai atau abai maka bisa jatuh korban.
Sementara, jika erupsi besar namun mobilisasi masyarakat yang baik maka dapat menekan angka jatuhnya korban.
"Pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, berarti masyarakat harus diberdayakan. Agar mampu mengelola sumber daya untuk mereduksi ancaman," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)