Yogyakarta

Kubah Lava Gunung Merapi Mengecil Lebih dari Setengah Sejak September 2019

Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Ari Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Merapi erupsi pada Minggu (21/6) pagi sekitar pukul 09.13 WIB

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi penurunan volume kubah lava Gunung Merapi sejak September 2019 hingga kini.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan sebelum 19 September 2019 kondisi kubah lava 2018-2019 masih utuh atau terbentuk sempurna dengan volume 468.000 m3. Namun, per 13 Juni 2020 volume kubah lava tersebut tinggal sebesar 200.000 m3.

Menurutnya, hal itu terjadi karena letusan-letusan eksplosif yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Telah terjadi sedikitnya 14 kali letusan sejak 19 September 2019 hingga 21 Juni 2020.

“Letusan 21 Juni 2020 itu merupakan rangkaian dari letusan-letusan yang terjadi sejak 22 September 2019,” kata Agus dalam Seminar Mitigasi Bencana Geologi secara daring, Rabu (1/7/2020).

Gunung Merapi Mengalami Deformasi di Sektor Barat Laut Pasca-erupsi 21 Juni 2020

Ia melanjutkan, dampak yang terjadi dari rangkaian letusan tersebut dapat dilihat dari citra foto drone yang diambil BPPTKG secara rutin.

Sebelum 19 September 2019, kondisi kubah lava 2018-2019 masih utuh atau terbentuk sempurna dengan volume 468.000 m3.

Kemudian, sejak akhir September 2019 tidak ada pertumbuhan kubah lava, namun justru kubah ini sedikit demi sedikit terbongkar oleh letusan-letusan yang terjadi.

“Muncul rekahan berarah timur laut barat daya dengan volume kubah per 19 November 2019 sebesar 396.000 m3,” imbuhnya.  

Berikutnya, letusan 12 Februari 2020 telah menghancurkan kubah lava 2018-2019 di sisi utara rekahan yang berarah timur laut-barat daya seluas 400 hektar. Volume kubah per 19 Februari 2020 hanya tinggal 291.000 m3.

Agus menerangkan, letusan yang terjadi dalam kurun waktu Maret-April 2020 (8 kali letusan) membongkar kubah lava di sektor barat laut dan tenggara.

Diperkirakan sumber letusan ini berada di barat laut kawah. Volume kubah lava 2018-2019 per 13 Juni 2020 menjadi sebesar 200.000 m3.

“Sehingga kubah lava sudah lebih kecil separuhnya dari September 2019. Jadi awan panasnya semakin kecil,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pasca 2010 Gunung Merapi mengalami migrasi magma kembali.

Indikasinya terjadi letusan-letusan freatik. Secara singkat, terdapat 7 fase yang teridentifikasi dari data-data pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

Tebing Kawah Gunung Merapi Terkikis, ke Depan Sektor Kali Boyong dan Krasak Perlu Diwaspadai

Halaman
12

Berita Terkini