Pemda DIY Didesak Perbanyak Rapid Test di Pasar dan Pusat-pusat Keramaian Lainnya

Penulis: Kurniatul Hidayah
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masyarakat Sleman yang merupakan pengunjung indogrosir melakukan rapid test massal hari kedua , Rabu (13/5/2020).

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Langkah skrining awal melalui tes cepat rapid test di pasar dan pusat keramaian lainnya menjadai salah satu kunci untuk segera memutus rantai penularan covid-19. 

Hal itupun berlaku di wilayah DIY, dimana saat ini rapid test tersebut dinilai penting dan mendesak untuk dikerjakan.

Dengan rapid test tersebut, pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona, dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus Covid-19 tidak semakin bertambah.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mengatakan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 harus dilakukan dengan cepat dan metode yang tepat.

"Komisi A DPRD DIY mendesak pemda memperbanyak rapid test di pasar dan pusat keramaian lainnya. Kita tak ingin jumlah kasus Covid-19 terus bertambah lagi tanpa ada langkah mitigasi yang terukur," kata Eko, Minggu (17/5/2020).

Update Corona di Jogja : Tren Penambahan Jumlah Positif, Meninggal dan Sembuh di DI Yogyakarta

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Senin 18 Mei 2020 Pagi, Rincian Lengkap 34 Provinsi

Berdasarkan perkembangan kasus Covid-19 yang terjadi di wilayah DIY dengan adanya laporan kejadian transmisi lokal virus Corona, maka langkah skrining ini adalah hal penting untuk dijalankan.

Pilihan skrining di pasar dan pusat keramaian lainnya penting dijalankan untuk mengidentifikasi siapa saja yang sudah terpapar virus, sehingga bisa dilakukan langkah pencegahan.

Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta menyebutkan skrining yang luas saat ini diperlukan mengingat adanya kasus klaster Indogrosir Sleman misalnya.

Masyarakat Sleman yang merupakan pengunjung indogrosir melakukan rapid test massal hari kedua (Dok Humas Pemkab Sleman)

Titik keramaian aktivitas warga di pusat perbelanjaan itu jadi klaster baru yang menambah jumlah warga positif Covid-19.

"Data Gambaran Kejadian Kasus Positif, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dengan Pemantauan (ODP) COVID-19 Di Yogyakarta yang dilansir Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY periode 12 Maret hingga 16 Mei 2020 tercatat ada total kasus 194 dengan 77 orang di antaranya sembuh," ujarnya.

Jumlah kasus positif Covid-19 dan yang membutuhkan perawatan selama periode Maret hingga Mei 2020 menunjukan angka peningkatan.

"Kita ingatkan juga agar semua pahami benar bagaimana pola penyebaran Covid-19 terjadi. Patuhi protokol kesehatan, jaga jarak, hidup sehat dengan selalu rajin cuci tangan pakai sabun setelah beraktifitas, pakai masker. Jujur sampaikan keterangan kepada petugas kesehatan berkaitan dengan aktifitas 14 hari terakhir saat akses faskes," tutupnya.

Kelengkapan Alat Rapid Test

Terpisah, Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana, mengatakan bahwa Pemda DIY telah mengupayakan kelengkapan penunjang test massal di DIY, mulai dari PCR hingga RDT.

"Nanti kita menyiapkan kebutuhan PCR. Kita (sudah) ambil 26.400 PCR yang sudah disimpan di gudang farmasi. Tapi PCR bisa digunakan kalau lab siap. Kita hitung-hitungan di bidang kesehatan (Gugus Tugas) ketersediaan PCR dan kapasitas lab yang ada agar rapid test massal tercapai," terangnya.

Darurat Recovery, 20 Hotel di DIY Mulai dilelang

Dispar DIY Siapkan Rp 425 Juta untuk Recovery Pariwisata di Bulan Mei

Ia menambahkan, saat ini telah ada tiga lab yang sudah beroperasi untuk memeriksa sampel Covid-19.

Dari sisi ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), diakuinya tidak ada masalah.

"Kemarin sempat DIY membackup Jateng karena Jateng beberapa lab turun. Itu yang bikin kapasitas lab harus bagi-bagi. Sementara itu, untuk RDT sedang pengadaan lewat BTT dan kita usulkan ke pusat mengajukan 54.000 RDT," bebernya.

Rapid Test Acak

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana akan melakukan rapid tes secara acak di sejumlah tempat publik.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.

Ia mengatakan yang menjadi sasaran rapid tes massal adalah tempat-tempat publik yang saat ini masih ramai dikunjungi masyarakat, seperti pasar tradisional, kafe, restoran, dan lain-lain.

"Secepatnya (waktu rapid tes acak), yang pasti adalah tempat publik. Tidak semuanya kita rapid tes, kita ambil sampel saja,"katanya saat ditemui wartawan di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (15/05/2020).

Warga Tegalrejo yang mengunjungi Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei menjalani rapid tes di Puskemas Pembantu Tegalrejo, Selasa (12/05/2020) (Dokumentasi Pemkot Yogyakarta)

Ia menerangkan tujuan rapid tes acak tersebut adalah untuk melihat sebaran COVID-19 di Kota Yogyakarta, terutama sebaran klaster gereja dan klaster Indogrosir.

Sebab dua klaster tersebut perlu mendapat pencermatan.

Selain untuk melihat peta sebaran COVID-19, rapid tes acak juga bertujuan untuk melihat potensi transmisi lokal di area publik.

"Kemarin kita sudah rapid tes pengunjung indogrosir, dari 236 warga kota yang sudah rapid tes, hanya ada enam yang reaktif. Tetapi kita harus pastikan lagi. Kalau misal hasilnya (rapid tes acak) cenderung reaktif dan banyak positif, maka kita perlu mewaspadai adanya transmisi lokal di area publik," terangnya.

"Kalau seperti itu, berarti kan protokol Korona harus diketatkan lagi, harus disiplin sosial, dan kita juga harus lebih tegas. Tetapi kalau hasilnya negatif, paling tidak kita cenderung lebih aman (dari transmisi lokal)," sambungnya.

Hasil Rapid Test Massal Pengunjung Indogrosir di Sleman, Total Ada 52 Orang Dinyatakan Reaktif

Kata Ahli Soal Kebijakan Wajib Pakai Masker di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Pihaknya telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan melakukan konsolidasi agar rapid tes bisa terlaksana secepatnya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memiliki empat tim yang memiliki ketugasan masing-masing.

Mulai dari tracing klaster gereja dan indogrosir, hingga melakukan pemetaan sebaran COVID-19.

"Sedang kita konsolidasikan, siapa yang nanti menjadi sasaran. Apalagi masih ada klaster Indogrosir yang masih rapid tes ulang, mana saja puskesmasnya. Sekarang sedang kita susun. Secepatnya (pelaksanaan rapid tes cak di tempat publik),"ujarnya. 

(tribunjogja.com/kur/maw)

Berita Terkini