Update Corona di DI Yogyakarta

Kasus Positif Covid-19 Melonjak, Sudah Perlukah DIY Terapkan PSBB?

Penulis: Kurniatul Hidayah
Editor: Muhammad Fatoni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita Update Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta

Wakil Gubernur DIY sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, KGPAA Paku Alam X, mengeluarkan surat edaran pada 30 April 2020 yang berisi perihal permohonan pemeriksaan massal Covid-19.

SE tersebut telah diteruskan kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 di 3 kabupaten yakni Sleman, Bantul, dan Gunungkidul.

Pintu gerbang utama RSUD Saptosari, yang menjadi tempat karantina bagi warga yang positif COVID-19 berdasarkan Rapid Test (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Lebih lanjut, Paku Alam X meminta agar segera dilaksanakan skrining atau pemeriksaan secara massal berkaitan dengan bertambahnya kasus PDP yang terkonfirmasi positif.

"Kami mohon untuk mendapatkan prioritas dan perhatian pemeriksaan bagi pengembangan terhadap kluster tablish di Jakarta. Diharapkan dalam waktu yang singkat sudah dapat dipetakan terjadinya infeksi dan transmisi sehingga dapat diambil suatu kebijakan di tingkat DIY," jelasnya dalam SE tersebut.

Efektivitas PSBB

Koordinator Tim Respons Covid-19 UGM, dr Riris Andono Ahmad, mengungkapkan perlu adanya kontak tracing yang agresif untuk memotong rantai penularan di DIY.

Saat ditanya apakah DIY sudah perlu memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Andono menjawab hal itu belum tentu efektif.

Ia menitikberatkan pentingnya melakukan fokus pada implementasi pencegahan.

"Yang diperlukan DIY adalah peningkatan kapasitas diagnosis dan memisahkan antara yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Dengan memperbaiki implementasi social distancing akan lebih baik dibandingkan melakukan PSBB yang implementasinya tidak efektif juga. Jadi fokusnya adalah pada efektivitas implementasinya, bukan jenis intervensinya," papar dia.

Ratusan TKA di DIY Tak Bisa Pulang ke Negara Asal

Sedikitnya 85.876 Pemudik Sudah Memasuki Wilayah DIY

Andono juga menanggapi terkait pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, yang beberapa waktu lalu mengungkapkan tiga daerah yang berpotensi menjadi episentrum baru Covid-19, satu di antaranya Semarang.

Selain dua kota lainnya, Surabaya dan Makassar.

"Tidak ada yang perlu dilakukan terkait Semarang. Dengan atau tanpa Semarang (berpotensi menjadi episentrum baru corona), DIY harus melakukan pengendalian secara efektif. Di antaranya peningkatan kapasitas diagnosis, karantina dan isolasi, serta kapasitas rumah sakit," ujarnya.

( tribunjogja.com / kur/uti )

Berita Terkini