"Ada pesanan 50 ribu buah untuk PON nanti. Sepertinya untuk suvenir para atlet. Tapi baru dimulai April nanti. Belum tahu keputusan Pemda selanjutnya karena corona ini," tutur Anis.
Dalam satu bulan, Kaaybags memiliki kapasitas produksi 25 ribu produk, baik tas, dompet, atau produk lain yang mereka hasilkan.
• Jogjavanesia Craft, Kerajinan Serat Alam yang Mendunia dari Kulon Progo
Anis menjelaskan, kini terdapat 300 lebih pengrajin yang bekerja bersama dirinya.
Pengrajin itu tersebar di banyak wilayah, yaitu DIY, Jember, Bali, Bayuwangi, Temanggung, dan Semarang.
Titik balik Anis menekuni usaha kerajinan rajut dimulai pada 2009.
Sebelumnya, sejak 2008 alumnus Fakultas Farmasi UGM itu sudah menggeluti usaha tas berbahan vinil.
"Suatu hari saya beli tas rajut dari seorang bapak. Waktu tas itu saya bawa ke luar, seorang teman bertanya, beli di mana? Lalu, saya bilang bikin sendiri," ungkap Anis diikuti tawa geli.
Ia mengaku saat itu refleks mengatakan "bikin sendiri", sebab terbiasa mengatakannya untuk usaha tas vinilnya.
"Eh, ternyata dalam seminggu dapat orderan tas rajut sampai enam. Saya menghubungi bapak itu lagi untuk dibuatkan," tutur Anis.
Setelah dijalani, sang bapak yang bekerja seorang diri ternyata baru menyelesaikan enam orderan tersebut selama tiga bulan.
"Kan terlalu lama. Akhirnya saya coba mencari pengrajin tambahan. Ternyata, saya diberi jalan yang mudah. Saya dipertemukan dengan mbak-mbak yang pernah bekerja 18 tahun di suatu merek kerajinan. Perusahaan itu seperti moyangnya kerajinan rajut," tukas istri dari Heri Nirwanto itu.
Gayung bersambut, bersama mantan karyawan itu Anis mengembangkan bisnisnya. Awalnya, mereka bersama-sama mencari penjahit dan pengrajin.
Pengrajin tersebut kebanyakan dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. Bahkan, simbah-simbah dan anak-anak putus sekolah ikut terangkul di dalamnya.
Menurut Anis, ada banyak kisah mengharukan dari 300 lebih pengrajin yang ikut dengan dirinya.
• Temu Pelanggan BBKB Yogyakarta, Dorong Kualitas Industri Batik dan Kerajinan
"Ada ibu sudah tua yang dulunya tidak lulus sekolah. Mungkin SMP juga tidak lulus. Tapi ia punya motivasi besar untuk menyekolahkan sang anak. Di tahun ketujuh bekerja penuh bersama kami, ia berhasil meluluskan anaknya hingga sarjana pada 2019 kemarin," papar Anis.