Bisnis

Jogjavanesia Craft, Kerajinan Serat Alam yang Mendunia dari Kulon Progo

Produk yang awalnya hanya dipasarkan secara lokal yakni dijual di Malioboro, saat ini telah merambah pasar Amerika, Inggris, dan Belanda.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Serat alam dari Pohon Gebang di Kulonprogo menjadi bahan baku pembuatan tas dan kerajinan lain yang telah merambah pasar Amerika, Inggris, dan Belanda. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jogjavanesia Craft, UMKM yang memanfaatkan serat agel dari Pohon Gebang sebagai serat alam bahan baku pembuatan tas dan kerajinan lainnya, sempat tidak diindahkan di awal kemunculannya.

Indri Widianti (34) selaku generasi kedua penerus usaha tersebut menuturkan, sang ibu yang memulai usaha 1974 tersebut mengajak orang-orang sekitarnya untuk memanfaatkan Pohon Gebang sebagai kerajinan.

Tak berbuah manis, saat itu masih banyak yang enggan untuk menekuninya.

"Akhirnya, ibu saya, Yusmila, sebagai pionir mengajarkan pengolahan serat agel dari Pohon Gebang yang tumbuh di tiap kebun, untuk dijadikan kerajinan ke Karangtaruna dan kelompok lain," ujarnya beberapa waktu lalu.

Terobosan Baru Balai Besar Kerajinan dan Batik, Ciptakan Batik Anti Bakteri

Usaha yang bertempat di Mentobayan RT 9/ RW 5 Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo dirintis dengan modal Rp 250 dan diwujudkan dalam bentuk 1 kilogram serat agel.

Kini Jogjavanesia telah menggandeng ratusan orang untuk berkarya bersamanya.

Mulai dari warga satu kampung hingga tetangga kampung ikut andil dalam kerajinan serat alam yang telah tersohor di Kulon Progo tersebut.

Indri mengatakan, nama Jogjavanesia muncul ketika dirinya meneruskan usaha tersebut di tahun 2010.

Ia mulai membesarkan usaha dengan modal awal Rp 400 ribu.

Produk yang awalnya hanya dipasarkan secara lokal yakni dijual di Malioboro, saat ini telah merambah pasar Amerika, Inggris, dan Belanda.

"Dapat buyer dari Amerika melalui Instagram. Prosesnya panjang. Mereka minta kenalannya yang orang Bali mengecek ke tempat kami, apa benar produksi sendiri. Lalu 6 bulan kami komunikasi melalui email, kirim gambar dan sampel. Turun order pertama 200 tas. Lalu minggu berikutnya order 400 tas dan jadi langgan sudah berjalan 5 tahun ini," urainya.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

Dalam waktu sebulan, rata-rata pihaknya dapat memproduksi 1.500 tas serta sebulan sekali rutin melakukan ekspor produk.

Selain tas, ia juga membuat kerajinan topi dan juga panel sofa untuk pasar internasional.

Dari bisnis yang digelutinya tersebut, pemasukan sebulan tak kurang dari Rp 375 juta.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved