TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang Pasien Dalam Pemantauan (PDP) di Bantul dinyatakan meninggal dunia, Kamis (19/3/2020).
Meski demikian, hasil laboratorium atas PDP yang meninggal dunia tersebut belum keluar.
Sehingga, belum diketahui secara pasti terkait penyebab kematian pasien PDP tersebut.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Tri Wahyu Joko Santosa, menuturkan satu pasien berstatus PDP yang meninggal dunia tersebut bukan merupakan warga Bantul.
• BREAKING NEWS : Total Pasien Positif Corona Covid-19 di DIY Bertambah Menjadi 4 Orang
• Pasien Positif Covid-19 di DIY Bertambah Dua Orang, Pemda DIY Segera Lakukan Tracing
Menurutnya, yang bersangkutan mempunyai riwayat bepergian dari Bekasi, Jawa Barat, sebelum mengalami gejala dan dirawat di Bantul.
"Satu PDP yang meninggal dunia belum keluar hasil labnya, jadi belum dinyatakan positif. Sementara untuk satu PDP yang sudah positif, kondisinya sampai sejauh ini masih stabil," ungkapnya, Kamis (19/3/20) petang.
Selain itu, satu warga Bantul yang kini dirawat di RSUD Panembahan Senopati juga telah dinyatakan positif Covid-19.
"Tambahan data hari ini per pukul 17.00 WIB, PDP di Bantul ada satu yang dinyatakan positif," tutur Tri Wahyu.
• 69 Warga Gunungkidul Berstatus ODP, 2 Orang Lainnya Berstatus PDP di RSUD Wonosari
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas RSUD Panembahan Senopati, Siti Rahayuningsih, juga membenarkan kabar meninggalnya satu PDP Covid-19 di rumah sakit plat merah tersebut.
Namun, katanya, kondisi pasien sudah lemah saat dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati.
"Ya, (PDP yang meninggal dunia) itu laki-laki, usia 73 tahun. Kondisi pasien sudah sangat lemah saat dirujuk ke RSUD Bantul," katanya.
Lakukan Tracing
Jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona covid-19 di wilayah DIY bertambah dua orang, Kamis (19/3/2020).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih.
"Kami sudah melakukan konfirmasi kepada pusat, tambahan kasus positif DIY per 19 Maret ada 2 orang. Apabila dijumlahkan secara komulatif dengan yang sudah ada, maka di DIY ada 4 kasus positif," urainya.
Berty juga menuturkan, dua pasien positif Covid-19 di DIY tersebut saat ini berada dalam kondisi baik.
"Pasien yang di RSUD Kota (Yogya), kondisi baik sudah berada di ruang isolasi. Lalu yang di RS Paseba (Panembahan Senopati Bantul) juga, masih dalam perawatan dan pengawasan," urainya, Kamis (19/3/2020).
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah tracing atau melacak riwayat perjalanan serta kontak yang telah dilakukan keduanya.
"Setelah dinyatakan positif, maka kami akan melakukan tracing. Segera akan dilakukan tracing untuk dua pasien tersebut," ungkapnya.
Berty menuturkan bahwa tracing dilakukan pada yang memiliki riwayat kontak erat, keluarga serumah, dan tenaga medis yang merawat.
"Pada mereka akan dilakukan pemantauan dan pengambilan swab," urainya.
Sebelumnya, diberitakan dua pasien positif Covid-19 di DIY tersebut merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Keduanya tersebar di dua rumah sakit rujukan di DIY.
Pasien laki-laki berusia 60 tahun berada di RS Jogja sementara pasien laki-laki berusia 50 tahun di RSUD Panembahan Senopati.
Berty mengatakan bahwa dua pasien tersebut adalah bagian dari 37 orang yang tercatat sebagai Pasien dalam Pengawasan (PDP) yang tersebar di empat rumah sakit rujukan di DIY.
PDP di Gunungkidul
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul telah menerima data terkini terkait jumlah warganya yang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) virus corona covid-19.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyampaikan sebanyak 71 warga terdaftar dalam dua kategori tersebut.
"69 berstatus ODP dan 2 lainnya PDP. Dua PDP saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Wonosari," kata Dewi ditemui pada Kamis (19/03/2020) sore.
Dewi menjelaskan 69 ODP saat ini sedang dipantau di rumahnya masing-masing.
Mereka diminta untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar dan tidak banyak kontak dengan warga lain.
Seluruh ODP menyebar hingga 13 kecamatan di Gunungkidul.
Mereka berstatus ODP lantaran diduga kontak dengan lokasi terdampak COVID-19.
Mereka juga memiliki gejala batuk dan demam.
Menurut Dewi, rata-rata warga ODP baru kembali dari Umrah.
Ada pula yang baru kembali dari Tiongkok, Arab Saudi, Malaysia, dan Jerman. Secara domestik, beberapa di antaranya dari Jakarta dan Depok (Jawa Barat).
"Paling banyak warga dari Kecamatan Karangmojo yang menjadi ODP," ungkapnya.
Dewi memastikan pihaknya akan terus melakukan penanganan di lapangan.
Salah satunya dengan mengerahkan petugas hingga tingkat kecamatan, terutama dari Puskesmas.
Ia juga memastikan akan memberikan informasi jika terdapat pembaharuan atau update terkini mengenai jumlah ODP, PDP, Probable, dan Confirmed di Gunungkidul.
"Semua informasi hanya berasal dari satu pintu, yaitu saya sebagai Kepala Dinkes Gunungkidul," tegas Dewi. (aka/kur/alx)