Kasus Demam Berdarah di DI Yogyakarta

Selama Januari Jumlah Penderita DBD di Sleman Mencapai 41 orang

Penulis: Santo Ari
Editor: Ari Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dbd_1101

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman pada bulan Januari 2020 mencapai 41 orang.

Namun dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, angka itu masih lebih kecil dibandingkan bulan Januari 2019 di mana kasus DBD mencapai 109 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, bahwa peningkatkan jumlah DBD akan dipengaruhi dengan curah hujan tinggi. Dengan adanya genangan air, nyamuk akan lebih cepat berkembang biak.

Kematian Akibat DBD Turun, Dinkes DIY Sebut Kesadaran PSN di DIY Baik

Ia meperkirakan, jumlah penderita DBD akan terus meningkat sampai April 2020.

Hal itu seiring dengan musim hujan dialami.

"Kami prediksi sampai bulan april, kalau musim hujannya normal. Maka lebih baik kita meningkatkan kewaspadaan, sebab secara epidemiologis memang potensial meningkat di musim penghujan," ujarnya Senin (3/2/2020).

Adapun peningkatan kewaspadan yang dimaksud adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitar.

Masyarakat pun diajak untuk mengenali ciri-ciri gejala DBD seperti, demam tinggi di atas 39 derajat, ada tanda-tanda pendarahan seperti gusi berdarah, bintik-bintik medah, mimisan, nyeri ulu hati.

Jika merasakan gejala tersebut, masyarakat supaya segera ke layanan kesehatan.

Kenali Tanda-tanda Awal DBD

Sebelumnya, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita Krisnaeni memaparkan bahwa ada 728 kasus DBD dengan satu orang meninggal di tahun 2019.

Jumlah kasus terbanyak ada di Kecamatan Depok dan Gamping, masing-masing 121 dan 119 pasien.

Wilayah lain yang cukup tinggi adalah di Kecamatan Mlati, Godean, Kalasan, Prambanan, dan Ngaglik, semuanya diatas 50 kasus.

Untuk mencegah penularan DBD, masyarakat diminta menerapkan 3M plus yakni menguras dan menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas, dan plusnya adalah menaburkan larvasida pada tampungan air, menanam tanaman pengusir nyamuk.

Serta menggunakan kelambu saat tidur dan menggunakan anti nyamuk

"Tetap kita imbau untuk pemberantas sarang nyamuk (psn) dengan 3M plus. Dan luangkan waktu untuk memeriksa barang-barang di sekitar yang dapat membuat air menggenang. Apalagi saat ini musim hujan," terangnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkini