Yogyakarta

Jalan Tol Solo-Yogya-Bawen, Wilayah Sleman Ada 4 Exit Tol On/Off dan 2 Simpang Susun

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Trase Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta Bawen

Trase Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta Bawen Tak Akan Berubah Lagi

Ilustrasi jalur Tol Yogyakarta-Solo yang melintasi wilayah Sleman, Senin (18/11/2019) (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY menggelar sosialisasi perdana terkait jalur tol yang melewati wilayah Kabupaten Sleman.

Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno sosialisasi kepada masyarakat akan mulai dilakukan pada Desember mendatang.

"Sosialisasi akan dilakukan setelah Tim Persiapan terbentuk dan ditetapkan oleh Gubernur DIY," kata Krido usai sosialisasi di Aula Gedung Sekda Sleman, Senin (18/11/2019).

Proses sosialisasi terutama diberikan pada masyarakat yang lahan dan bangunannya akan terdampak proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo.

Krido mengatakan undangan sudah ditujukan atas nama warga pemilik lahan.

Namun saat ini undangan masih di tingkat desa dan belum disebarkan.

"Undangan baru disebarkan berdekatan dengan waktu sosialisasi sesuai jadwal," ujar Krido.

PPK Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen Wijayanto pun mengatakan, trase yang ditentukan sudah pasti dan tidak akan berubah lagi.

Nantinya, setelah penetapan lokasi, pihaknya akan memulai proses pematokan di lahan-lahan yang akan digunakan.

"Patok diperlukan untuk mendata siapa saja pemilik lahan yang terdampak," kata Wijayanto.

Trase Jalan Tol Bawen-Yogyakarta-Kulonprogo-Cilacap Hingga Solo Masuk RTRW Provinsi

Sebanyak 14 desa dipastikan akan dilintasi oleh jalan tol tersebut.

14 desa tersebut berada di kecamatan Kalasan, Prambanan, Depok, Ngaglik, Mlati, dan Gamping.

Pemerintah DIY bersama pemerintah pusat sudah memperkirakan berapa luas bidang tanah yang akan digunakan untuk jalan tol tersebut.

Selain itu, dipastikan pula akan ada 6 pintu keluar (exit) tol yang berada dalam wilayah Kabupaten Sleman.

4 exit dalam bentuk On/Off, sedangkan 2 lainnya berbentuk Simpang Susun (SS).

Exit On/Off akan diterapkan di pintu tol Maguwoharjo, UPNVYK, Monjali, dan Trihanggo (Gamping).

Sementara pintu keluar model SS berada di Prambanan-Manisrenggo dan Purwomartani.

Konstruksi Jalan Tol Bawen-Yogyakarta Diprediksi Selama Tiga Tahun

Ruas Tol Yogyakarta-Solo ada yang dibangun di atas Ring-Road, Yogyakarta (Tribunjogja.com | Bramasto Adhy)

Pilih Instansi Isi Formasi Pendaftaran CPNS di Sscasn.bkn.go.id, Jutaan Akun Masih Lengkapi Syarat

Enam kecamatan dan 14 desa dengan panjang jalan kurang lebih 22,36KM. Adapun desa yang dimaksud yakni Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, Purwomartani di Kecamatan Kalasan. Desa Bokoharjo di Kecamatan Prambanan, dan Desa Maguwoharjo, Condongcatur, dan Caturtunggal di Kecamatan Depok.

Bergerak ke arah timur ada ada desa Sariharjo di Kecamatan Ngalik, kemudian ada desa Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, dan Tirtoadi di Kecamatan Mlati dan terakahir Desa Trihanggo di Kecamatan Gamping.

Dari kesemua desa terdampak, Desa Purwomartani di Kecamatan Kalasan yang memiliki jumlah bidang terdampak paling banyak, yakni 639 bidang dengan perkiraan luas 448.162 m2.

Kepala Desa Purwomartani Samiono mengatakan lahan yang terdampak pembangunan jalan tol mayoritas sawah, namun tak sedikit rumah warga yang terkena. Dari data yang ia terima dari Dispertaru DIY terdapat 164 rumah warga yang akan terdampak.

"Sudah menerima daftar pemilik lahan, namun setelah kita verifikasi banyak yang tidak cocok. Karena itu mengaksesnya mungkin dari daftar PBB, sementara tanah itu sudah bergulir beberapa kali, selama PBB tidak diubah makamasih atas nama pemilik lama," ujarnya.

Pihaknya pun setelah ini akan melakukan pendataan ulang terkait hal tersebut. Sementara saat disinggung respon warga dalam perencanaan pembangunan jalan tol, ia menyebut bahwa pro kontra itu adalah hal yang pasti. Menurutnya, bagi yang terkena dan merasa diuntungkan akan mendukung program ini.

Namun bagi yang sudah memiliki tempat tinggal dan nyaman apalagi memiliki tempat usaha, cenderung kontra.

"Sementara yang jadi pertanyaan adalah ganti untungnya berapa. Saya yakin jadi pertanyaan besar dari seluruh warga. Selama ganti untungnya di atas harga pasaran, ya mesti relatif lebih gampang. Tapi yang jadi masalah kalau harga itu ternyata di bawah rata-rata dari harga pasar," bebernya.

Terkait hal tersebut, warga akan menerima kejelasan saat sosialisasi nanti, dan Samiono mengatakan pihaknya siap memfasilitasi tempat dan mendampingi.

Adapun ia bersama perangkat desa dan stakeholder lain diundang dalam sosialisasi perdana Rencana Pengadaan Tanah untuk pembangunan jalan tol Yogyakarta Solo.

Dalam sosialisasi ini dibagikan data hasil pemetaan yang dilakukan oleh tim Persiapan DIY kepada Kepala Desa yang wilayahnya dilewati oleh proyek jalan tol.

Selanjutnya akan dilakukan konsultasi publik ke desa-desa dengan mengundang warga yang terkena jalur tol.

Tol Trans Jawa (www.pu.go.id)

Tim persiapan ini dijadwalkan akan bekerja sampai bulan Februari 2020 sampai dengan keluarnya Ijin Penetapan Lokasi (IPL) dari Gubernur DIY.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyambut baik adanya sosialisasi ini untuk menyamakan persepsi di antara para pejabat Sleman bagi keberhasilan proyek pembangunan jalan tol ke depan.

Kegiatan ini juga diharapkan mampu menghilangkan isu-isu yang berkembang dimasyarakat yang sumbernya tidak jelas dan justru membingungkan. Masyarakat juga perlu tau adanya proyek jalan tol ini sehingga mereka juga diharapkan turut mendukung pelaksanaan proyek. ( Tribunjogja.com )

Berita Terkini