Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - BPBD DIY sudah bersiap diri untuk menyambut musim penghujan yang menurut perkiraan akan merata pada dasarian dua November mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Birawa Yuswantono mengatakan kepada tribunjogja.com, Rabu (30/10/2019) bahwa saat pancaroba berlangsung, prediksinya akan terjadi angin kencang dan hujan tiba-tiba di berbagai daerah.
Salah satu yang menjadi perhatian BPBD DIY dalam menghadapi datangnya musim penghujan yakni wilayah pegunungan menoreh di Kulon Progo.
• Ribuan Warga Bantul Tinggal di Daerah Rawan Longsor, BPBD Imbau Penguatan Mitigasi Struktural
"Jadi kita sudah melakukan koordinasi dengan masyarakat dan perangkat desa tentang pentingnya kewaspadaan masyarakat," tuturnya.
Birawa juga menuturkan bahwa wilayah di pegunungan Menoreh di Kulon Progo memiliki potensi bahaya yakni rawan tanah longsor.
Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, BPBD DIY pun melakukan pemasangan tiga alat early warning system (ews) tanah longsor dibeberapa titik.
"Jadi selain EWS manual, tahun ini kita juga sudah memasang tiga EWS untuk tanah longsor," tuturnya.
• Bantul Masih Kekurangan Alat Deteksi Longsor
Adapun pemasangan EWS tanah longsor ini dilakukan di beberapa lokasi terpisah yakni di Dusun Ngrancah Desa Pendoworejo, Kec. Girimulyo, lalu di Dusun Klepu, Desa Banjararum, Kec. Kalibawang dan di Dusun Jeruk, Desa Gerbosari Kec. Kalibawang.
Lanjut Birawa, selain pemasangan alat EWS tanah longsor BPBD juga melakukan penilaian terhadap lingkungan seperti pohon yang tumbang, patah ataupun lapuk.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa BPBD juga dibantu Satlinmas Istimewa melakukan operasi pembersihan baliho, billboard maupun papan nama yang berpotensi membahayakan.
"Harapannya semoga semua bisa aman, malah jangan sampai terjadi musibah," tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)