Ketika Jerman menghadapi Serangan Prusia Timur, Jerman berusaha memperkuat daerah yang mereka kendalikan dengan peluang besar.
Dalam sebuah catatan harian bertanggal 16 Januari 1945, Shanina menulis bahwa meskipun ia ingin berada di tempat yang lebih aman, beberapa kekuatan yang tidak dikenal menariknya ke garis depan.
Dalam catatan yang sama dia menulis bahwa dia tidak takut dan bahwa dia bahkan setuju untuk pergi "ke pertempuran jarak dekat".
Keesokan harinya, Shanina menulis dalam surat bahwa dia mungkin berada di ambang kematian karena batalionnya telah kehilangan 72 dari 78 orang.
Catatan harian terakhirnya melaporkan bahwa kebakaran Jerman telah menjadi begitu kuat sehingga pasukan Soviet, termasuk dirinya, telah berlindung di dalam senapan yang didorong sendiri.
Pada 27 Januari Shanina terluka parah saat melindungi perwira artileri yang terluka. Dia ditemukan oleh dua serdadu dengan kondisi dada yang terkoyak.
Meskipun sudah berusaha untuk menyelamatkannya, Shanina meninggal pada hari berikutnya di dekat kawasan Richau (kemudian pemukiman Soviet di Telmanovka.
Shanina dimakamkan di bawah pohon pir yang menyebar di pantai Sungai Alle (sekarang disebut Lava) dan kemudian dipindahkan di pemukiman Znamensk, Oblast Kaliningrad. (*)