TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dalam 24 jam terakhir, Gunung Merapi (2.930 mdpl) terjadi belasan guguran material dan luncuran lava pijar. Beberapa kali abu vulkanik beterbangan di sekitar puncak gunung.
Rangkaian luncuran lava pijar yang berpendar ke hulu Kali Gendol di lereng selatan itu sekurangnya dihitung dan diamati secara visual sejak, Minggu (13/1/2019) pukul 16.00 hingga Senin (14/1/2019) pukul 06.00.
Guguran Merapi Sabtu Malam Sebabkan Hujan Abu di Selo dan Dukun
Foto yang diabadikan sekitar pukul 19.00 oleh Dedi, peminat fotografi dari Klaten, menunjukkan bubungan debu vulkanik terjadi setelah ada luncuran lava pijar cukup panjang. Foto diabadikan dari Dusun Balerante, Kemalang, Klaten.
Tribunjogja.com tiba di lokasi beberapa waktu sesudah peristiwa itu, dan rentetan luncuran lava pijar masih teramati dengan jelas. Data BPPTKG Yogyakarta menunjukkan perkiraan jarak luncuran antara 400-600 meter dari puncak.
Dari belasan guguran akibat desakan magma dari dalam perut gunung, luncuran lava pijarnya ada yang teramati jelas dan ada yang tidak karena puncak tertutup awan atau kabut tebal. Namun guguran itu terpantau lewat sinyal seismometer.
Gunung Merapi Hari Ini, Penampakan Kubah Lava Seusai Terjadi Guguran, Perhatikan Imbauan BPPTKG
Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini masig tetap Waspada (Level II). Warga sekitar gunung diminta tetap tenang. Warga Balerante yang juga tokoh Posko Induk 907, Agus Saryatna, mengatakan, meski warga tenang, pemantauan mandiri oleh warga dilakukan 24 jam.
Di Posko 907 terdapat seperangkat peralatan komunikasi, yang salah satunya terhubung dengan CCTV yang terpasang di tower khusus di dekat posko. CCTV itu merekam secara kontinyu dan real time apa yang terjadi di puncak Merapi.
Pantauan langsung Tribunjogja.com dari Balerante, sejak pukul 23.15, puncak Merapi sama sekali tidak teramati. Kabut tebal menghalangi pandangan dari arah titik pengamatan dan pemotretan. CCTV di Posko Induk 907 juga tidak bisa merekam apa yang terjadi di puncak.
Gempa guguran sepanjang waktu itu hingga sekitar pukul 02.00 juga tidak menunjukkan perubahan signifikan. Puncak sempat terlihat sebentar karena kabut tersibak, dan sekitar pukul 02.30 terjadi guguran dan luncuran lava pijar skala kecil.
Sultan: Kalau Takut dengan Merapi Silakan Keluar dari Yogya
Nyala api material lava terlihat berjatuhan dan longsor ke lereng selatan. Sesudah itu hingga pagi tidak terlihat ada guguran dan luncuran material. Baru skitar pukul 07.00, terjadi guguran dan luncuran lava yang menimbulkan gumpalan debu bergerak menuruni dinding selatan kubah lava di puncak.
Sementara berdasar data BPPTKG Yogyakarta, pada Minggu (13/1/2019) pukul 12.00 hingga 18.00, terdeteksi 21 kali gempa guguran, 2 kali gempa low frekuensi dan 1 kali gempa tektonik jauh. Pengamatann berikutnya antara pukul 18.00-24.00, terjadi 8 kali gempa guguran.
Baca: Inilah KRI Spica yang Punya Teknologi Canggih untuk Temukan Black Box Lion Air JT 610
Luncuran lava pijar mengarah ke hulu Kali Gendol di arah tenggara dengan jarak luncur antara 100 hingga 600 meter dari puncak. Total di periode ini terjadi 20 kali kegempaan berbagai jenis, baik yang memicu guguran material maupun yang tidak.(Tribunjogja.com/xna)