Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memantau sistem komunikasi dengan pos Merapi secara intensif.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan posko-posko dan juga relawan.
Hal tersebut dilakukan agar informasi sekecil apapun tentang Merapi bisa terpantau dengan baik.
Baca: 25 Ribu Masker Disiapkan BPBD Kabupaten Klaten, Antisipasi Hujan Abu Merapi
"Kalau mitigasi terkait Merapi sebenarnya sudah kami siapkan sejak erupsi freatik. Kami tingkatkan komunikasi dengan relawan. Ada posko 24 jam, baik personil, armada, dan peralatan. Kami siaga di posko masing-masing, sehingga informasi lebih terpantau," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Sabtu (5/1/2019).
Selain peningkatan komunikasi, pihaknya juga meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya warga yang tinggal di kawasan Gunung Merapi.
Kapasitas masyarakat tersebut perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kewaspadaan, dan supaya selalu siap menghadapi ancaman.
"Peningkatan kapasitas masyarakat untuk menghadapi segala kemungkinan. Memang kapasitas masyarakat sudah disiapkan sejak erupsi freatik kemarin. Tetapi tentu harus kita intensifkan. Peluang gladi lapangan, sehingga masyarakat bisa mengevakuasi secara mandiri," lanjutnya.
Baca: Aktivitas Merapi, Hanik: Tidak Ada Aktivitas yang Signifikan
"Perlu juga penguatan kelembagaan, melalui peningkatan unit pelaksana di desa-desa. Supaya kewaspadaan meningkat. Kalau kita lihat saat ini arahnya ke selatan lewat kali gendol,berarti masyarakat daerah Selatan perlu waspada,", sambungnya.
Pihaknya pun mendorong pemerintah kabupaten Sleman dan BPBD Sleman untuk mempersiapkan logistik,seperti masker.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun terus waspada. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk mengakses informasi resmi dari BPPTKG.
Baca: Terkait Hujan Abu Gunung Merapi, BPPTKG Sebut Sebaran Hujan Abu Hanya 6 Km dari Puncak
"Kami tentu selalu berkoordinasi dengan BPPTKG, juga terus melakukan pengecekan terhadap EWS awan panas dan CCTV Merapi. Juga penyiapan jalur evakuasi, pembangunan barak pengungsian dan gudang logistik. Masyakarat tidak perlu khawatir namun tetap waspada,"tambahnya.
"Baik masyarakat maupun media mohon kalau menginformasikan gambar diberi keterangan. Kadang dimedia ada ilustrasi gambar tetapi itu foto Merapi yang lama. Nah itu kan juga dikhawatirkan bisa menimbulkan kepanikan dan bias informasi," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)