TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Status tanggap darurat kekeringan di Kulonprogo dimungkinkan bakal kembali diperpanjang untuk kedua kalinya.
Hal ini lantaran permintaan bantuan air bersih terus bertambah hingga mendekati akhir Oktober ini.
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sebelumnya telah memperpanjang masa tanggap darurat sejak ditetapkan pertamakalinya untuk kurun 25 Juli lalu-30 Septermber 2018.
Perpanjangan status itu sedianya akan berakhir pada 31 Oktober 2018 ini.
Namun, permintaan bantuan air bersih masih terus berdatangan dari masyarakat.
Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo hingga Jumat (19/10/2018) masih melakukan dropping bantuan air bersih ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan akibat musim kemarau tahun ini.
Baca: Dana Tak Terduga Kekeringan Masuk Pembahasan APBD Perubahan
"Kemungkinan kami akan lakukan perpanjangan kedua atas status tanggap darurat kekeringan ini jika akhir Oktober belum ad ahujan dan masih ada permintaan bantuan air bersih,"jelas Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi.
Disebutnya, belum ada hujan turun di wilayah Kulonprogo hingga pekan ketiga Oktober ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan baru akan turun di wilayah ini pada sekitar pekan kedua November.
Namun, pada saat itu, dimungkinkan sumber air belum bisa mengeluarkan air sedangkan saat ini sebagian besar sumber air sudah mengering.
Masyarakat kesulitan mencukupi kebutuhan air bersihnya untuk aktivitas keseharian.
"Atas pertimbangan prakiraan cuaca dan kondisi di lapangan, kami menilai perlu menyiapkan perpanjangan status tanggap darurat,"kata Ariadi.
Kepala Seksi Kedaruatan dan Logistik, BPBD Kulonprogo, Suhardiyana mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan sekitar 1.400 tangki air bersih dan kini masih tercapat cukup persediaan sebanyak 440 tangki hingga datangnya musim penghujan.
Distribusi akan terus dilakukan sepanjang masih ada permintaan dari masyarakat.(TRIBUNJOGJA.COM)