TRIBUNJOGJA.com - Dalam rangka pengembangan obat baru, mengambil sesuatu dari alam dan memodifikasinya telah menjadi taktik sukses yang digunakan oleh ahli kimia obat selama bertahun-tahun.
Buktinya, diperkirakan ada 40% obat yang disetujui secara klinis ini berasal dari senyawa alami atau pengembangan dari senyawa alami. Beberapa diantaranya berasal dari bahan-bahan yang mungkin tidak anda duga sebelumnya.
Misalnya statin, ditemukan dalam sekresi bakteri yang bisa digunakan untuk menurunkan kolesterol, quinines yang ditemukan dalam pohon kina menjadi obat malaria, paclitaxel yang ditemukan dalam pohon yew juga ampuh mengobati kanker.
Baca juga:
Kisah Si Wanita Beracun, Siapapun yang Mendekati Mayatnya Bakal Pingsan!
Makanan Ekstrim, Kalajengking Goreng hingga Kepompong Ulat Sutera
MkULTRA, Proyek Super Rahasia Obat Beracun CIA yang Tewaskan Pembuatnya
Selain itu, banyak obat-obatan yang juga berasal dari racun yang diproduksi hewan atau tumbuhan. Sejatinya racun itu digunakan sebagai senjata pertahanan, tapi ini mengandung senyawa yang sangat bermanfaat untuk membunuh sejumlah penyakit.
Salah satu diantanya racun kalajengking yang berisi campuran kimia biologis bernama peptida. Beberapa diantaranya diketahui bisa membunuh sel dengan membentuk pori-pori dalam membran biologis.
Kematian sel bisa sangat bermanfaat jika diarahkan untuk membunuh sel-sel kanker atau tumor.
Adapun racun ini memiliki efek yang sangat kuat. Misalnya, satu peptida kecil tertentu, yang dikenal sebagai TsAP-1, diisolasi dari kalajengking kuning Brasil ( Tityus serrulatus ), memiliki sifat anti-mikroba dan anti-kanker.
Namun, pemanfaatan racun kalajengking ini masih menemui tantangan karena tak hanya bisa membunuh sel kanker tapi juga bisa membunuh sel yang sehat.
Oleh karena itu, digunakanlah nanoteknologi untuk membangun medium pengantar obat yang dibuat khusus. Sehingga sel yang dihancurkan hanyalah sel-sel yang berbahaya saja.
Salah satu upaya tersebut telah dilakukan oleh peneliti di University of Illinois di Urbana-Champagne.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Chemical Communications, para ilmuwan mengklaim telah membuat kapsul untuk menarik racun-racun kalajengking TsAP-1.
Racun yang dikemas ini, bernama NanoVenin, meningkatkan keefektifan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker payudara, yang memiliki kekuatan 10 kali lebih kuat.
Obat ini memang baru bekerja untuk sel kanker payudara tapi peneliti bisa memodifikasinya untuk membunuh sel kanker lainnya yang spesifik.
Peneliti bisa memodifikasi kulit terluarnya dengan, misalnya, melampirkan protein yang dapat membuatnya selektif terhadap jenis kanker tertentu. Juga dimungkinkan untuk melapisi nanopartikel dalam lapisan biodegradable sehingga dapat menangkap toksisitasnya sampai mencapai daerah yang sakit.
Para ilmuwan yakin bahwa pengembangan obat dari racun kalajengking bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa melawan sel-sel kanker berbahaya yang selama ini sulit disembuhkan. .(*/IFL Science)