Pada 16 Juli 2014, pesawat jet Swedia, ELINT juga disergap Su-27, yang terbang pada jarak 10,7 meter di samping ELINT.
Namun aksi Su-27 yang gemar menyergap pesawat dari negara lain secara nekat ternyata pernah kena batunya juga.
Pada 13 Sepetember 1987, pesawat transpor Norwegia RnoAF P-3B berserempetan di udara akibat disergap Su-27 ketika terbang di atas Laut Barent.
Akibatnya kedua pesawat mengalami kerusakan tapi bisa mendarat selamat di pangkalannya masing-masing.
Baca: Sarang Sukhoi Si Burung Pemangsa Penjaga Kawasan Udara Indonesia Timur
Dengan latar belakang pernah celaka itu, tampaknya kegemaran para pilot Su-27 untuk mencegat pesawat dari negara lain yang dianggap telah melanggar wilayah udara Rusia secara ektrem memang sudah hal biasa.
Maka tak mengherankan jika masih akan ditemui manuver gila Su-27 yang tiba-tiba menyergap pesawat yang dianggap musuh di masa yang akan datang.
Pilot TNI AU Lebih Jago
Sebagai produsen jet-jet tempur Sukhoi seperti Su-27/30 dan Su-35, para pilot tempur Rusia yang biasa menerbangkan Sukhoi ternyata memiliki perbedaan yang menyolok dibandingkan dengan para pilot Sukhoi Indonesia (TNI AU).
Baik di Rusia maupun Indonesia biaya operasional untuk menerbangkan jet tempur Sukhoi dikenal sangat mahal.
Pasalnya setiap jam terbang Sukhoi biayanya, sesui ditulis Majalah Angkasaterbitan 3 Desember 2011 setara dengan 2 hingga 3 harga mobil Toyota Kijang.
Jika biaya menerbangkan Sukhoi itu setiap jamnya dihitung pada 2018, maka bisa diandaikan setara dengan harga 2 hingga 3 mobil Kijang Innova atau lebih dari Rp1 miliar.
Cara untuk menghitung biaya per satu jam terbang Sukhoi itu memang hanya internal TNI AU yang tahu.
Tapi biaya yang diperlukan untuk satu jam terbang Sukhoi secara global antara lain BBM, penurunan fungsi airframe pesawat sehingga makin mempercepat masuk ke tahap perawatan, berkurangnya jumlah jam terbang terbang, dan lainnya.
Khusus untuk berkurangnya jumlah jam terbang Sukhoi, ketika jet-jet tempur Rusia itu tiba di Indonesia dalam kondisi baru, masing-masing sudah memiliki ‘jatah’ jam terbang.