Kurang Proteksi Diri, Rawan Terjangkit Leptospirosis

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha
Editor: Ari Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grafis Leptospirosis

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Tujuh warga Kulonprogo diketahui terjangkit Leptospirosis pada triwulan pertama 2018.

Perilaku hidup sehat yang kurang terjaga dimungkinkan sebagai penyebabnya.

Catatan Dinas Kesehatan Kulonprogo, jumlah penderita penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira itu jauh menurun dibanding 2017.

Sepanjang tahun lalu, tercatat ada 70 orang mengalami gejala Leptospirosis dan 9 orang di antaranya positif terjangkit penyakit tersebut dan mengalami kematian.

Adapun pada 2018, dua orang pengidapnya meninggal dunia meski tidak bisa dipastikan akibat Leptospirosis mengingat usianya sudah lanjut dan butuh penelitian lebih lengkap untuk mengungkap penyebabnya.

Baca: Leptospirosis Masih Hantui Petani di Gunungkidul

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Peyakit, Dinas Kesehatan Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan bahwa kasus Leptospirosis di Kulonprogo tidak muncul pada kawasan rawan banjir seperti halnya di Sleman, Yogya, maupun Bantul.

Bahkan, beberapa pengidapnya diketahui justru berdomisili di wilayah pegunungan seperti Samigaluh dan Kalibawang.

Terjangkitnya warga disebutnya karena mereka cenderung abai dengan keselamatan dan kebersihan diri.

Misalnya, para petani dan pekerja kebun pertanian cenderung bertelanjang kaki saat bekerja.

"Ini juga menjadi cara Leptospirosis menjangkit. Kalau petani memiliki luka di kaki, dia malah rentan terjangkit Leptospirosis. Mereka enggan memakai sepatu boot karena repot dipakai," kata Baning, Kamis (5/4/2018).

Baca: Satu Warga Godean Meninggal Akibat Leptospirosis

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mawas diri dalam melindungi diri, terutama dengan memakai perlindungan dalam bekerja.

Tak hanya kalangan petani dan pekerja kebun, masyarakat umum juga dimintanya senantiasa melakukan proteksi diri saat beraktivitas.

Terutama saat berada di tempat yang menjadi habitat hewan pengerat.

Proteksi diri itu bisa menghalangi potensi menjangkitnya bakteri penyakit.

"Membersihkan gudang juga bisa berpotensi terjangkit. Maka itu, sebaiknya tetap ada proteksi diri," kata dia.

Baca: Konstruksi Bandara NYIA Kulonprogo Direncanakan Mulai Dibangun Awal Juni Mendatang

Kepala Dinkes Kulonprogo, Bambang Haryatno mengatakan kasus leptospirosis pada 2017 memang cukup tinggi.

Hal itu dipengaruhi tingginya intensitas hujan pada saat itu sehingga populasi tikus meningkat di tengah pemukiman masyarakat.

Musim hujan juga membawa pengaruh meluasnya penyebaran penyakit tersebut ke wilayah lebih luas, terutama yang areal persawahannya cenderung dekat dengan pemukiman warga.

Penyebaran leptospirosis ini melalui media pinjat atau kutu pada tikus sawah yang terbawa ke tubuh manusia karena kontak langsung maupun tidak langsung.

Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dengan kebiasaan cuci tangan sebelum makan, mandi dan cuci kaki setelah bepergian, terutama setelah berladang disebutnya bisa menangkal penjangkitan leptospirosis kepada manusia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkini