Lima Fakta Miris Tragedi Bintaro, Nomor Dua Bikin Merinding

Penulis: say
Editor: oda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi kereta api setelah mengalami kecelakaan di daerah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, pada 19 Oktober 1987.

Tragedi Bintaro tak hanya menyisakan kepedihan bagi para penumpang dan keluarganya. Namun, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian nahas itu juga tak dapat melupakan begitu saja peristiwa itu.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, warga sekitar memasang bendera merah putih di sekitar rel. Warga juga menggelar tahlilan bersama di pinggir rel, untuk mendoakan arwah korban yang meninggal dunia, agar tenang di alam sana.

4. Petugas Justru Disoraki Penumpang

Sebelum insiden tabrakan terjadi, petugas PPKA, Jamhari, sudah berupaya menghentikan KA 225 dengan mengibas-ngibaskan bendera merah, yang berarti kereta harus berhenti. Namun, kereta tetap saja melaju.

Jamhari justru disoraki penumpang yang berada di atap kereta dan bahkan ada yang tertawa-tawa.

5. Muncul Kisah Horor

Entah benar atau tidak, tetapi masyarakat sekitar mempercayai beberapa cerita horor yang kemudian berkembang. Di antaranya badan tanpa kepala yang melintas di rel dan suara rintihan misterius.

Penampakan sekumpulan anak kecil yang bermain di pinggir rel juga diyakini menjadi pertanda buruk bagi yang melihatnya. Jika warga setempat melihatnya, maka akan terjadi perkara besar di hari-hari berikutnya. (*)

Berita Terkini