"Sasaran satwa mangsa seperti kijang, babi hutan. Kalau ada satwa mangsa maka akan mencari mangsa tersebut," ujar Edy Nurcahyad,i Koordinator Kegiatan Monitoring Macan Tutul TNGM.
Kamera trap pun diputuskan untuk dipasang di sebuah jalur satwa yang letaknya sedikit menyamping dari jalur pendakian.
Adanya tanda-tanda seperti feses hewan mangsa dan jejak menjadi acuan bahwa di daerah tersebut sering digunakan untuk lewat satwa, termasuk diprediksi macan Merapi.
Kamera yang dipasang adalah kamera bushnell,kamera tersebut adalah kamera baru yang dimiliki oleh TNGM. Kamera yang memiliki sensor di bagian depan ini akan otomatis merekam jika ada gerakan di depan kamera.
Selain di jalur pendakian Sapuangin, pemasangan kamera trap dan penelusuran macan Merapi juga serentak dilakukan di beberapa daerah lain.
Ada enam lokasi di sekitaran gunung Merapi, salah satunya adalah di Gunung Bibi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, yang ditemukan jejak macan.
"Di gunung Bibi kami menemukan jejak, orang sana bilang jejak macan tutul. Jejak ukurannya sekitar delapan centimeter, kalau babi gak mungkin seperti itu (jejaknya)," ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha TNGM, Tri Atmojo yang ikut memasang kamera trap di Gunung Bibi.
Lebih lanjut, menurut Atmojo, disana terdapat semacam gua yang diindikasikan menjadi sarang macan tutul dan kamera dipasang di daerah tersebut.
Goa tersebut berada di ketinggian diatas 2000 meter, sementara untuk bukti feses karnivora, Atmojo menyebut tidak menemukan.
Adapun untuk kamera trap yang dipasang, akan kembali diambil dalam jangka waktu satu hingga dua minggu. (tribunjogja.com)