Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meskipun dalam beberapa bulan terakhir gunung Merapi mengeluarkan embusan yang menyebabkan terjadinya hujan abu. Kantong magma di dalam perut Merapi masih berada di jarak normal, yakni 3,5 kilometer atau setara dengan ketinggian air laut.
Jarak 3,5 kilometer tersebut merupakan intepretasi sementara dari hasil survei geo magnetik yang dilakukan oleh tim dari Balai Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta di gunung Merapi beberapa waktu yang lalu. Survei tersebut bertujuan untuk mengintepretasikan struktur yang ada di bawah permukaan Merapi berdasarkan anomali medan magnet.
“Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui kantong magma Merapi sekarang ada di mana. Dari Intepretasi sementara, kedalaman kantong magma Merapi itu berada di 3,5 Km dari puncak, itu masih logis,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Subandriyo ketika ditemui Tribun Jogja di ruang kerjanya, Jumat (25/4).
Menjelaskan lebih lanjut, pria berkacamata tersebut menyebutkan bahwa dilihat dari jarak 3,5 Km merupakan jarak yang masih masuk kedalam kategori yang normal. Namun, Subandriyo menyebutkan bahwa hasil tersebut masih intepretasi sementara, karena belum semua hasil dari titik pengukuran selesai diteliti.
Tim yang melakukan survei mengambil pengukuran di banyak tempat sejumlah 300 hingga 400 titik. Sedangkan intepretasi sementara adalah hasil dari 100 - 150 titik pengukuran. “Itu baru separuh pengukuran, titik belum rapat. Karena kita mengukur di banyak tempat anatar 300 hingga 400 titik,” ujar Subandriyo. (Tribunjogja.com)
Skandal Kuliner Terkait
Disegel, Bakpia Tidak Asli Jadi Buronan di Malaysia