Gempa Bekasi

Dampak Gempa Bekasi, Mushola Roboh Hingga Perjalanan Kereta Whoosh Dibatalkan

gempa pada Rabu malam menyebabkan sebuah mushola di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu roboh.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
GEMPA BEKASI : Satu mushola di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 4,9. 

TRIBUNJOGJA.COM, BEKASI – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 yang mengguncang wilayah Bekasi dan sekitarnya pada Rabu (20/8/2025) malam pukul 19.54 WIB mengakibatkan kerusakan bangunan dan mengganggu aktifitas perkeretaapian.


Gempa yang berpusat di koordinat 6,48 Lintang Selatan (LS) dan 107,24 Bujur Timur (BT), sekitar 14 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi dengan kedalaman 10 kilometer itu menyebabkan sebuah mushola rusak.


Selain itu juga mengganggu perjalanan kereta KRL dan kereta cepat Whoosh.


Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, gempa pada Rabu malam menyebabkan sebuah mushola di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu roboh.


Beruntung, meski bangunan mengalami kerusakan parah, kejadian itu tidak menimbulkan korban luka maupun jiwa.


“Satu sarana ibadah (mushola) di Desa Sukabungah, Kecamatan Bojongmangu, rusak berat atau roboh,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, Rabu malam dikutip dari Kompas.com.


Saat ini BPBD Kabupaten Bekasi masih melakukan pendataan di lapangan untuk memastikan kerusakaan.


BPBD juga mengimbau kepada warga untuk tetap tenang menyikapi kejadian ini.


 “Masyarakat diimbau tetap tenang, namun tetap waspada serta selalu memperhatikan informasi resmi dari BMKG dan BPBD,” ujar Dodi. 


Guncangan gempa yang cukup kuat juga menyebabkan terganggunya perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek.


Operator KRL Commuter Line sempat menghentikan sementara layanan untuk pemeriksaan jalur rel dan jembatan. 

Baca juga: Gempa Bumi Bekasi Dirasakan di Jakarta, Purwakarta, Depok, Tangerang


Setelah semuanya dipastikan aman, seluruh perjalanan KRL dilanjutkan kembali.


“Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi jalur maupun jembatan oleh petugas kami, maka pada pukul 20.28 WIB dilaporkan kondisi keduanya aman. KRL sudah mulai kembali berjalan pukul 20.35 WIB,” jelas VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus.


Ia menegaskan, penghentian sementara perjalanan merupakan prosedur standar demi keselamatan penumpang.


 “Karena faktor keamanan menjadi hal yang paling utama,” tambahnya. 


Tak hanya KRL yang terdampak, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga langsung merespon gempa itu dengan membatalkan sejumlah perjalanan kereta cepat Whoosh.


Total ada delapan perjalanan kereta Whoosh yang dibatalkan, mulai dari pukul 20.00 hingga 21.25 WIB pada Rabu malam.


 “KCIC memutuskan untuk membatalkan perjalanan Whoosh mulai pukul 20.00 hingga 21.25 WIB yang belum diberangkatkan pada hari ini akibat gempa bumi,” kata GM Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa.


Keputusan ini diambil setelah sistem earthquake early warning system di jalur Whoosh mendeteksi guncangan. 


Bagi penumpang yang perjalanan keretanya dibatalkan, seluruh biaya akan dikembalikan atau diarahkan ke moda transportasi pengganti. 


 “Proses pengembalian dapat dilakukan melalui loket stasiun hingga H+3 setelah jadwal keberangkatan. Dana akan ditransfer maksimal 15 hari kerja setelah pembatalan,” jelas Eva. 


Selanjutnya, KCIC memastikan perjalanan Whoosh kembali normal dengan 62 jadwal harian. 


Pemeriksaan jalur, jembatan, terowongan, dan sistem kelistrikan dilakukan secara menyeluruh menggunakan rail car dan comprehensive inspection train (CIT). 


“Masyarakat tidak perlu khawatir terkait operasional Whoosh setelah sebelumnya terjadi penyesuaian perjalanan pascagempa,” tegas Eva. 

 

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved